Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) mesti menanggung tambahan beban. Mulai tahun ini, GDYR mengalami kenaikan pembayaran biaya teknis dan lisensinya kepada sang induk, perusahaan ban asal Amerika Serikat, The Goodyear Tire & Rubber Company.
Tadinya, pembayaran biaya teknis dan lisensi GDYR ke sang induk dikenakan US$ 0,05 per pon volume produksi. Penetapan tarif itu telah berlaku sejak 29 Oktober 1991.
Namun terhitung 1 April 2015, Goodyear Indonesia dikenakan pembayaran biaya teknis dan lisensi 3,5% dari penjualan bersih. Lalu awal 2016 mendatang, biaya lisensi tersebut naik lagi menjadi 5% dari penjualan bersih.
Pihak Goodyear Tire & Rubber Company beralasan bahwa beberapa anak usahanya di kawasan Asia Tenggara lain pun telah mengalami perubahan biaya. Goodyear Thailand membayarkan biaya teknis dan lisensi 5% dari penjualan kotor. Lalu Goodyear Malaysia dikenakan biaya teknis dan lisensi 5% dari penjualan bersih. Nah, dua negara ini telah dikenakan tarif pembayaran tersebut sejak 2011.
Padahal, kinerja Goodyear Indonesia tak terlalu kencang. Penjualannya mengalami penurunan 12,79% dari US$ 184,4 juta di 2013 menjadi US$ 160,8 juta di 2014. Laba bersihnya pun terpangkas 41,3% dari US$ 4,6 juta ke posisi US$ 2,7 juta.
Tak hanya itu, margin Goodyear Indonesia pun mengalami penurunan. Akhir tahun lalu, margin laba bersihnya yakni 1,71%. Lalu margin EBITDA Goodyear berada di posisi 10,22%.
"Setelah penyelesaian transaksi, penjualan mengalami kenaikan sesuai rencana strategi perusahaan untuk dapat mengakomodasi kenaikan biaya teknis dan lisensi," sebut Direktur Utama GDYR, Marco H. Vlasman dalam prospektus, Senin, (6/4).
Untuk penjualan ekspor, Goodyear akan membebani ke konsumen. Menurut Marco, harga jual ekspor berlandaskan pada total biaya ditambah margin keuntungan yang Grup Goodyear tetapkan. Sedangkan untuk penjualan lokal, penyesuaian harga jual dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan kompetitor.
Sekdar informasi, The Goodyear Tire & Rubber Company menguasai 85% kepemilikan di Goodyear Indonesia. Lalu PT Kali Besar Asri memeluk 9,02%. Sedangkan sisa 5,98% lagi di kempit masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News