kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,44   -4,07   -0.44%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BBM naik, ini emiten yang beruntung dan dirugikan


Selasa, 18 November 2014 / 19:36 WIB
BBM naik, ini emiten yang beruntung dan dirugikan
ILUSTRASI. Cara Daftar Shopee Affiliate dalam 4 Tahapan, Cek Juga Syaratnya


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Efek domino kenaikan harga BBM bersubsidi diperkirakan bakal mempengaruhi kinerja para emiten.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menyebut, dana kenaikan BBM yang akan dialokasikan ke pembangunan infrastruktur akan berdampak pada emiten konstruksi. Sebut saja emiten pelat merah seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan bertumbuh kencang.

Diperkirakan ada anggaran sekitar Rp 100 triliun dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang dialokasikan untuk proyek infrastruktur. "Karena alokasinya untuk membangun pelabuhan, bandara, dan lain-lain," ujar David.

Selain itu, lanjut David, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga bakal diuntungkan dengan kenaikan harga BBM. Itu karena bisnis distribusi BBM yang AKRA jalankan bisa meningkat karena naiknya kuota. Seiring hal itu, pemerintah juga tengah berusaha mengalihkan penggunaan BBM ke gas. Sehingga ini membuat prospek PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) masih menarik.

Kepala Riset HD Capital Yuganur Wijanarko menyahut bahwa saham farmasi tak kalah hebohnya dengan emiten kontruksi dan distribusi BBM. Menurut Yuunagur, emiten farmasi diuntungkan karena perpindahan alokasi BBM bersubsidi juga mengalir ke sektor kesehatan. Oleh karena itu, ia melihat saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) cukup prospektif.

Selain ada emiten yang diuntungkan, ada juga emiten yang kurang diuntungkan. Misalnya saja emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Menurut Yuganur, pergerakan kinerja kedua emiten tersebut akan tertekan.

Selain itu juga ada emiten ritel seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang penjualannya bakal sedikit melambat karena berkurangnya daya beli masyarakat.

Sedangkan menurut David, beberapa emiten konsumer seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga bisa mendapat efek negatif. Sebab menurut dia, emiten konsumer akan menaikkan harga jual karena meningkatnya beban usaha.

Kemudian, PT Astra International Tbk (ASII) pun akan mendapat pengaruh negatif. Dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, upah buruh naik, maka penjualan mobil akan turun dalam 2 sampai 3 bulan ke depan. David memperkirakan, laba ASII tidak akan mampu tumbuh di atas 10% pada tahun depan.

David merekomendasikan hold ASII. Namun ia masih menyarankan beli saham konsumer seperti UNVR, INDF, ICBP, dan MYOR karena efek kenaikan harga BBM ini yang hanya sementara. Lebih lanjut, ia merekomendasikan beli saham WIKA, ADHI, PTPP, WSKT, dan AKRA. Terakhir, ia menyarankan jual saham batubara seperti BUMI, HRUM, dan INDY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×