Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga batubara yang sudah mengalami penguatan sejak Rabu (3/6) lalu dinilai analis hanya merupakan bagian dari pergerakan variatif harga. Hal ini tidak lantas merubah tren harga batubara ke depannya yang masih diselimuti oleh tren bearish.
Mengutip Bloomberg, Senin (8/6) ditutup stagnan di level US$ 56,90 per metrik ton atau serupa dengan penutupan harga akhir pekan lalu. Namun harga ini telah melambung sebesar 1,51% dalam sepekan terakhir.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjabarkan bahwa naiknya harga batubara dalam beberapa hari terakhir sebelum ditutup stagnan pada Senin (8/6) lebih disebabkan oleh pergerakan variatif harga minyak dunia.
Sebagai komoditas turunan minyak, penguatan harga minyak pekan lalu menyusul respon pasar terhadap pertemuan OPEC ikut mendongkrak harga batubara. “Batubara hanya sedang masuk fase konsolidasi,” kata Deddy.
Selain itu menurut data Energy Information Administration (EIA) AS Mei 2015 tercatat produksi batubara AS sejak awal tahun 2015 hingga Mei 2015 menurun 6,1% menjadi 378,9 mmst. Level produksi ini lebih rendah 7,1% dibanding periode yang sama di tahun 2014. Faktor ini juga cukup mendorong penguatan harga sementara.
Namun melihat masih buruknya fundamental yang menyelimuti pergerakan harga batubara di pasar, Deddy menduga fase konsolidasi ini masih rawan koreksi. “Permintaan masih minim, apalagi ditambah isu lingkungan dan murahnya gas alam. Belum ada ruang penguatan bagi batubara,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News