Reporter: Agung Jatmiko, Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Batubara belum bertenaga. Krisis ekonomi di zona euro serta perlambatan pertumbuhan ekonomi China menahan gerak batubara.
Kontrak pengiriman batubara di ICE Futures pengiriman November 2012, Senin (22/10) kemarin di US$ 84,90 per ton. Harga tersebut menurun 0,58% dari Jumat (19/10).
Analis Harvest International Futures, Ibrahim, mengatakan ada tiga faktor utama yang melemahkan harga batubara. Pertama, masalah kenaikan tarif pajak di negara-negara Eropa khususnya di Spanyol, Yunani dan Italia. Kenaikan itu akan menahan laju perekonomian negara-negara Eropa yang sedang terbelit krisis. Kedua, resesi di Eropa yang masih akan terus berlanjut yang diperkirakan baru selesai di 2015. Ketiga, perlambatan ekonomi China.
Menurut Ibrahim, ketiga faktor itu memupus peluang batubara untuk menguat. Apalagi, Bank Sentral China (People's Bank of China) sudah memastikan tidak akan mengucurkan stimulus bagi industri di Negeri Tembok Raksasa, dengan alasan ekspor masih tumbuh. “Harga batubara bisa naik di kuartal IV. Tetapi kenaikan ini hanya bersifat jangka pendek. Setelah itu, batubara terjun bebas,” ujar dia.
Pelemahan nilai tukar dollar Australia, menurut Ibrahim, ikut menekan harga batubara. Kondisi Australia sebagai produsen terbesar dunia memang cukup mempengaruhi harga.
Musim dingin
Analis Perdagangan iPASAR, Renji Betari, menyodorkan proyeksi yang lebih optimistis. Hitungan dia, harga batubara akan kembali naik saat musim dingin tiba di belahan Barat. Peningkatan kebutuhan terhadap bahan bakar bagi mesin pemanas, akan menaikkan permintaan terhadap batubara hingga 20%.
Prediksi Ibrahim, secara teknikal harga batubara dalam sepekan masih bearish. Itu terlihat dari moving average (MA) mendekati bollinger bawah. Moving average convergence divergence (MACD) di posisi tengah dan masih menunjukkan arah. Sementara dilihat dari relative strength index (RSI) ke 70% negatif dan stochastic di 90% negatif.
Namun menurut Renji, harga batubara tetap stabil selama berada di atas US$ 82 per ton. Renji memprediksi, batubara akan bergerak di rentang US$ 82-US$ 86 per ton.
Ia memprediksi, satu sampai dua minggu ke depan, permintaan batubara akan naik. Di saat itu, harga batubara bisa bergerak dari US$ 92 hingga US$ 95 per ton. Di akhir tahun, proyeksi Renji, batubara berkisar US$ 105 hingga US$ 110 per ton.
Proyeksi Ibrahim, harga batubara, pekan ini, berkisar US$ 83,20-US$ 85,50 per ton. Jika masalah Eropa tidak jua selesai hingga di akhir tahun ini, harga batubara bisa terperosok hingga di bawah US$ 80 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News