kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batavia tambah tiga reksadana terproteksi hingga akhir tahun


Jumat, 04 November 2011 / 10:40 WIB
ILUSTRASI. Aneka produk penyedap dan bumbu masakan makanan vetsin micin PT Sasa Inti


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Batavia Prosperindo Aset Manajemen berencana menerbitkan tiga produk reksadana lagi hingga akhir tahun ini. Ketiganya merupakan reksadana jenis terproteksi.

"Ketiga reksadana tersebut akan menggenapi jumlah total produk baru yang keluar di tahun ini menjadi 11 produk," ujar Karma P Siregar, Vice President Bussiness Alliance Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Jumat (4/11).

Karma bilang, pada November ini, pihaknya akan menerbitkan dua produk, sedangkan satu produk lagi bakal diterbitkan Desember mendatang.

Produk yang bakal diluncurkan dalam waktu dekat yaitu reksadana terproteksi yang ditujukan untuk nasabah institusi. Produk ini sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). "Sedangkan produk yang satunya lagi, masih berada di tangan Bank Indonesia (BI), karena rencananya akan didistribusikan melalui jalur perbankan," urainya.

Untuk ketiga produk terproteksi itu, Batavia akan menggunakan 100% obligasi korporasi bertenor tiga tahun sebagai underlying. "Hanya bedanya, untuk reksadana yang ditujukan bagi nasabah institusi, kami memberikan imbal hasil 8%, sedangkan untuk produk yang diperuntukkan bagi nasabah ritel, imbal hasilnya berkisar 7,2% - 7,4%," jelas Karma.

Menurut Karma, target dana kelolaan yang ingin dikantongi Batavia sebesar Rp 100 miliar untuk reksadana terproteksi institusi, dan Rp 250 miliar untuk reksadana terproteksi ritel.

Sebagai catatan, dana kelolaan Batavia (reksadana dan non reksadana) sampai akhir Oktober sebesar Rp 11 triliun. "Diprediksi sampai akhir tahun, dana kelolaan kami sekitar Rp 11,5 triliun, atau masih di bawah target awal tahun yang sebesar Rp 12 triliun," imbuh Karma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×