Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen akan meluncurkan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) sektor riil. Produk yang semula direncanakan terbit 2012 ini baru akan hadir Juni 2013.
Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi mengatakan, RDPT sektor riil ini merupakan produk Batavia. Adanya standard operating procedure (SOP) yang baru dari regulator pasar modal membuat peluncuran proyek ini tertunda. Pihaknya baru mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan Februari 2013.
RDPT ini akan mengusung proyek tembaga dan pembangkit listrik tenaga air (micro hydro) dengan kapasitas maksimal 5 megawatt. Proyek tembaga ini berlokasi di Pulau Wetan, Laut Banda. Lokasi proyek micro hydro kemungkinan terletak di Jawa dan Sumatra. Namun, Lilis belum mau mengungkapkan detail kedua proyek tersebut. "Nilai RDPT ini sekitar Rp 200 milair-Rp 300 miliar," jelas Lilis.
Lilis bilang, tenor proyek ini hingga divestasi diperkirakan 10 tahun. Batavia memproyeksikan imbal hasil 25% per tahun bagi investor. Pihaknya akan menawarkan proyek ini pada institusi seperti dana pensiun. Batavia sendiri, akan berinvestasi minimal Rp 5 miliar dalam proyek ini.
Selain RDPT, Batavia juga akan merilis 9 produk-13 produk reksadana terproteksi untuk mengganti reksadana terproteksi yang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 1 triliun. Batavia menargetkan dana kelolaan sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun dari penerbitan reksadana ini.
Batavia pun akan meluncurkan reksadana pendapatan tetap dan saham dengan target dana kelolaan Rp 150 miliar per produk. Dari berbagai produk itu, Batavia menargetkan peningkatan asset under management dari Rp 13,2 triliun tahun lalu menjadi Rp 17 triliun di akhir 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News