Reporter: Auriga Agustina | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) merevisi beberapa rencana bisnis yang telah disusun pada tahun 2018 silam. Revisi rencana bisnis ini dilakukan lantaran emiten emas ini terkendala pendanaan pasca memutuskan untuk menunda penerbitan medium term notes (MTN) pada tahun ini.
Emiten berkode saham HRTA tersebut menunda mimpinya untuk membangun 100 toko baru di tahun 2019 ini. Sebagai gantinya, tahun ini HRTA hanya akan membangun 20 gerai baru, sehingga total gerai baru hanya mencapai 50 unit.
Sekretaris Perusahaan HRTA Abadi Mohammad Ath Thoris mengatakan,terkendalanya pendanaan membuat HRTA mau tak mau harus merevisi target pembukaan toko baru di tahun ini. "Kita terkendala pendanaan buat toko baru, jadi kita revisi 20 toko baru, jadi nanti total ada 50 toko," katanya.
Dana untuk membangun toko tersebut seluruhnya akan berasal dari belanja modal alias capital expenditure (capex) yang disiapkan oleh perusahaan yakni sebesar Rp 70 miliar-Rp 100 miliar. Capex tersebut berasal dari pinjaman perbankan.
Sekedar mengingatkan, sebelumnya HRTA berencana mencari pendanaan melalui medium term notes (MTN) Rp 300 miliar, namun rencana tersebut tak berhasil dilakukan alasannya karena pada tahun lalu pasar MTN tidak cukup bagus.
Selain itu ada sentimen SNP Finance dan aturan OJK yang membatasi pembelian MTN dengan rating tertentu oleh manager investasi.
"Ya salah satu terkendalanya pendanaan karena tidak jadi nerbitin MTN, pasar MTN tahun lalu tak begitu bagus," katanya Rabu (20/2).
Sebelumnya HRTA, juga akan masuk ke dalam bisnis gadai dengan mendirikan PT Gadai Cahaya Dana Abadi dan bisnis gadai tersebut diproyeksikan akan beroperasi pada November tahun lalu. Namun hingga saat ini, pabrik gadai tersebut belum juga beroperasi. "Kita masih nunggu fit and proper test direksi dan komisarisnya, mudah-mudahan kuartal I-2019 ini bisa kelar," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News