CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.891   -76,00   -0,48%
  • IDX 7.245   -63,56   -0,87%
  • KOMPAS100 1.108   -9,65   -0,86%
  • LQ45 880   -6,33   -0,71%
  • ISSI 220   -1,67   -0,76%
  • IDX30 451   -3,42   -0,75%
  • IDXHIDIV20 542   -4,51   -0,82%
  • IDX80 127   -1,12   -0,87%
  • IDXV30 136   -1,39   -1,01%
  • IDXQ30 150   -1,34   -0,88%

Barang Seni Apa yang Jadi Tren Investasi Saat Ini?


Jumat, 29 Desember 2023 / 18:43 WIB
Barang Seni Apa yang Jadi Tren Investasi Saat Ini?
ILUSTRASI. Tren investasi barang seni di Indonesia saat ini adalah jenis seni rupa kontemporer dari karya seniman ternama (Indonesia).


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Barang seni masih salah satu instrumen investasi alternatif yang diminati hingga saat ini.  Sejak dulu hingga sekarang, barang seni seperti karya lukisan, patung, dan fotografi menjadi pilihan investasi ketiga atau keempat bagi sebagian orang. 

Pengamat Seni Agus Dermawan mengungkap, tren investasi barang seni di Indonesia saat ini adalah jenis seni rupa kontemporer dari karya seniman ternama (Indonesia). 

Selain itu, karya seni lukis old master seperti dari Affandi, Sudjana Kerton, Lee Man Fong dan lainnya juga banyak dipilih sebagai instrumen investasi lantaran adanya prediksi peningkatan harga di tahun-tahun mendatang. 

“Sedangkan seni modern dan kontemporer mideoker, enggak jalan,” ungkap Agus, ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (29/12). 

Baca Juga: Bernilai Tinggi, Namun Tak Mudah Jadikan Lukisan Sebagai Investasi

Agus memaparkan, pertimbangan seseorang untuk mengoleksi karya lukis old master tentunya sebagai instrumen investasi, lantaran adanya prediksi peningkatan harga di kemudian hari. 

Menurutnya, karya-karya seni dari old master ini sudah terbukti punya kecenderungan untuk meningkat harganya hingga berkali-kali lipat meskipun bersifat (kenaikannya). 

Di sisi lain, bagi kolektor yang sudah sangat “mapan”, membeli karya old master ditujukan untuk melengkapi khasanah koleksinya. 

“Sementara pengoleksian seni kontemporer masih berkelindan antara “rasa senang pada yang baru” dan “rasa prestise - gengsi - menunjukkan bahwa dia ngikuti zaman,” kata Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×