Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's dalam laporan terbarunya mengungkapkan bahwa pengembang properti dibayangi risiko gagal bayar karena pandemi Covid-19, terutama karena penurunan permintaan di semua segmen. Moody's menambahkan, segmen residensial dengan harga kisaran di bawah Rp 1 miliar diprediksi masih akan memiliki permintaan yang lebih baik.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengungkapkan, emiten properti harus lebih selektif dalam memberikan in-house installment agar terhindar dari risiko gagal bayar. Dus, Joey melihat PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memiliki banyak produk dengan segmen di bawah Rp 2 miliar, selain itu emiten properti tersebut dinilai memiliki likuiditas yang baik.
Di semester I-2020 CTRA memiliki net gearing 0,32 kali dengan current ratio 2,3 kali. "Rasio likuiditas dan tingkat utang CTRA cukup baik dibanding emiten yang lain," kata Joey.
Baca Juga: Moody's: Likuiditas Tiga Emiten Properti Ini Diprediksi Melemah Dalam 12 Bulan
Joey menambahkan, Ciputra Development dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memiliki porsi portofolio rumah di bawah Rp 2 miliar terbesar. Jumlah produk CTRA dengan harga di bawah Rp 2 miliar mencapai 63% dengan jumlah portofolio di bawah Rp 1 miliar sebesar 35% di semester I-2020.
BSDE memiliki portofolio 82%, sedangkan portofolio produk dengan harga di bawah Rp 2 miliar PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tercatat 52%. "Oleh karena itu Sucor melihat CTRA dan BSDE akan membukukan penjualan yang lebih baik dibanding peers karena rumah di bawah harga Rp 2 miliar masih cukup bagus permintaannya meski di masa pandemi," ujar Joey.
Joey merekomendasikan beli saham BSDE dengan target harga Rp 960 hingga satu tahun ke depan dan CTRA dengan target harga Rp 1.000. Rabu (9/9), harga saham BSDE turun 2,72% ke Rp 715 per saham dan harga saham CTRA melemah 2,07% ke Rp 710 per saham.
Baca Juga: Rockfields (ROCK) dan Grand House (HOMI) melantai besok, cermati profilnya berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News