kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak gunakan produk impor, begini rekomendasi analis pada emiten rumah sakit


Rabu, 09 Januari 2019 / 17:07 WIB
Banyak gunakan produk impor, begini rekomendasi analis pada emiten rumah sakit


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rumah sakit (RS) diprediksi tidak jauh berbeda dari tahun 2018. Hal itu mempengaruhi pergerakan saham yang kurang memuaskan dibanding pergerakan saham sektor lain.

Menurut RTI, secara year to date price performance saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) turun 21,65%, PT Royal Prima Tbk (PRIM) turun 1,65%, PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) turun 3,90%, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) naik 6,35%, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) naik 6,25%, PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk (SAME) naik 0,89%.

Kepala Riset Oso Sekuritas Ike Widiawati menilai,  jika tahun ini kinerja emiten rumah sakit tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena dari segi laporan keuangan kuartal III-2018 mayoritas mengalami penurunan laba bersih.

"Dari segi fundamental belum terlalu ciamik, sehingga tahun ini tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu," kata Ike kepada Kontan beberapa hari yang lalu.

Ike menjelaskan, pergerakan rupiah juga menentukan kinerja dari emiten-emiten rumah sakit, mengingat alat-alat kesehatan terutama yang sekali pakai hampir sebagian besar atau di atas 90% merupakan impor. Artinya pelemahan rupiah akan memberikan dampak negatif  yakni  penurunan laba bersih emiten.

Pada 2018, pergerakan rupiah berada pada kisaran Rp 14.000, sedangkan untuk tahun ini pemerintah mematok angka yang tinggi dengan asumsi akan mencapai Rp 15.000.

Adapun saham yang direkomendasikan adalah saham MIKA dan SILO dengan target harga MIKA Rp 1.845 untuk jangka menengah dan Rp 2.040 untuk jangka panjang, sementara target harga SILO Rp 5.975 untuk jangka panjang.

Rata-rata yang berobat ke rumah sakit swasta menggunakan asuransi dibanding BPJS, serta SILO mengalami penurunan laba bersih karena pembayaran beban bunga. "Pasien yang datang ke rumah sakit swasta biasanya enggan untuk menggunakan BPJS. Kebanyakan menggunakan rumah sakit milik pemerintah," tutup dia.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, hingga kuartal III laba bersih SILO mencatatkan keuntungan sebesar Rp 2,99 miliar. Namun, laba bersih kuartal III ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu turun 95,24% dari Rp 62,88 miliar.

Walaupun begitu, secara pendapatan SILO mampu mencatatkan pertumbuhan double digit menjadi Rp 4,39 triliun atau naik 12,73% dibandingan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,89 triliun.

Sementara MIKA, pendapatan kuartal III-2018 tercatat sebesar Rp 2,03 triliun atau tumbuh 10,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,84 triliun. Sayangnya, pertumbuhan pendapatan tersebut tak diikuti pertumbuhan bottom line perusahaan.

Adapun laba bersih MIKA alami penurunan 6,69% menjadi Rp 486,78 miliar. Sedangkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 521,68 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×