kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Janjikan Laba di Atas Rp 40 Triliun di Tahun 2022


Kamis, 15 September 2022 / 04:30 WIB
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Janjikan Laba di Atas Rp 40 Triliun di Tahun 2022


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimistis bisa mencetak laba bersih mencapai Rp 40 triliun pada tahun 2022 ini. Dalam enam bulan pertama tahun ini saja, bank pelat merah ini sudah mengantongi keuntungan Rp 24,8 triliun. 

Optimisme BRI tersebut sejalan dengan penyaluran kredit perseroan yang terus mengalami pertumbuhan, terutama ditopang oleh segmen mikro.

"Saya optimis laba tahun ini pasti akan mencapai di atas Rp 40 triliun, mungkin bisa mencapai Rp 45 triliun," kata Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam rapat kerja dengan DPR, Selasa (12/9).

Sunarso bilang, BRI saat ini memiliki tiga kekuatan untuk terus mencatatkan pertumbuhan bisnis dalam dua tiga tahun ke depan.

Baca Juga: BRI Telah Memiliki Bantalan yang Cukup Jika Terjadi Pemburukan Aset

Pertama, perseroan memiliki sumber pertumbuhan baru lewat pembentukan holding ultra mikro. Menurutnya, holding tersebut tidak hanya menjadi sumber pertumbuhan kredit tetapi juga sumber kenaikan CASA.

Kedua, BRI memiliki kecukupan modal yang kuat ditandai dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) 25% per Juni 2022. Padahal modal yang sehat sebenarnya hanya membutuhkan CAR 17%-18%.

 

Dengan kelebihan modal ini, BRI masih cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dalam 2-3 tahun ke depan. 

Ketiga, likuiditas BRI masih sangat ample (cukup) sejalan dengan rasio dana murah yang tinggi yakni 65,1% per Juni.

Baca Juga: Rasio Pembagian Dividen BRI (BBRI) Tahun Depan Berpotensi Naik, Ini Penyebabnya

Sementara Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno, mengatakan target kredit BRI tahun ini tetap dipertahankan 9%-11% karena permintaan kredit masih sangat besar.

"Pertumbuhan kredit itu masih akan didorong oleh segmen mikro dan ultra mikro," katanya dalam paparan publik, Rabu (13/9).

BRI menargetkan biaya overhead ada di kisaran 6%-8% dan non performing loan (NPL) 2,8%-3%.

Sementara target Net Interest Margin (NIM), BRI menaikkan menjadi 7,7%-7,9% dari target awal 7,6%-7,9% karena ada perbaikan dari biaya kredit (cost of credit/CoC). Target biaya kredit juga kami revisi turun jadi 2,7%-2,9% dari sebelumnya 2,8%-2,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×