Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kinerja solid pada kuartal I-2025, meskipun menghadapi tekanan pada margin keuntungan akibat kenaikan biaya dana (cost of fund/CoF).
Analis Ina Sekuritas Arief Machrus mencatat, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BMRI tumbuh 5,5% secara tahunan (YoY), ditopang oleh ekspansi kredit yang masih berlanjut.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Jadi Satu-Satunya Big Banks yang Menguat di Awal Pekan Ini
Namun, CoF yang naik menjadi 2,4% menekan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) menjadi 4,8%.
“Penurunan margin terjadi akibat ketatnya likuiditas dan persaingan dalam perebutan dana pihak ketiga,” tulis Arief dalam risetnya, Selasa (20/5).
Analis Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menambahkan tekanan terhadap NIM kemungkinan masih akan berlanjut dalam jangka pendek.
Penyebabnya adalah beban bunga yang masih tinggi serta adanya penyesuaian struktur pendanaan dan suku bunga.
Namun, inisiatif BMRI dalam mendorong dana murah (CASA) melalui digitalisasi diharapkan bisa meredam tekanan tersebut ke depan.
Baca Juga: Diisukan Akan Lepas dari Bank Mandiri, Saham BSI (BRIS) Anjlok 7% di Awal Pekan
Kredit Korporat Melambat, Tapi Tumbuh Tahunan Positif
Indy mencermati, pertumbuhan kredit, khususnya di segmen korporat, cenderung melambat seiring kuatnya likuiditas perusahaan dan masih tingginya rasio kredit bermasalah (NPL).
“Pertumbuhan kredit masih melambat, juga karena penyesuaian terhadap suku bunga. Tapi secara tahunan, kredit BMRI tetap tumbuh signifikan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/6).
Pada kuartal I-2025, kredit BMRI stagnan secara kuartalan. Namun secara tahunan tumbuh 16,5% dibanding kuartal I-2024, jauh melampaui target tahunan 10%–12%.
Dengan adanya pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) serta stabilisasi kondisi makroekonomi, Indy optimistis pertumbuhan kredit BMRI akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Ia juga memperkirakan tekanan NPL akan mereda.
Baca Juga: Danantara Dikabarkan Bakal Akuisisi Saham BSI, Bank Mandiri Paling Terdampak?
Rekomendasi Saham BMRI
Indy memperkirakan laba bersih BMRI bisa tumbuh 5%–8% pada 2025, terutama jika didukung strategi efisiensi operasional.
Dari sisi valuasi, saham BMRI dinilai masih menarik untuk dikoleksi. Indy merekomendasikan akumulasi beli (accumulate buy) dengan target harga Rp 6.100.
Sementara itu, Arief dari Ina Sekuritas memberi rating beli (buy) dengan target harga lebih optimis di Rp 7.700.
Selanjutnya: BCA Dukung Turnamen PBPI Sirkuit Indonesia Open Padel 2025, Dorong Olahraga Nasional
Menarik Dibaca: Pasar Saham dan Obligasi Hancur, Robert Kiyosaki Bilang Orang Rame-Rame Beli Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News