Reporter: Issa Almawadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau akrab disebut Bank Jatim memutuskan untuk membagi dividen sebesar Rp 605 miliar atau setara 73,5% dari laba bersih yang tercatat di 2013 Rp 824,3 miliar.
Besaran dividen tersebut juga setara dengan Rp 40,61 per saham. "Sisa laba masuk cadangan umum untuk kekurangan cadangan," kata Ferdian Satyagraha, Investor Relation Manager Bank Jatim, kepada KONTAN, Kamis (27/3).
Adanya keputusan pembagian dividen itu, membuat Bank Jatim belum memiliki rencana melakukan aksi korporasi sebagai cara peningkatan modal. Apalagi, lanjut Ferdian, per Januari tahun ini, posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank Jatim ada di level 25%.
Ferdian menerangkan, rasio dividen tersebut lebih rendah jika dibandingkan pembagian dividen tahun lalu. "Rasio dividen tahun lalu 81,8%," tutur Ferdian.
Dia menambahkan, untuk menambah modal, maka Bank Jatim perlu menerbitkan obligasi atau melakukan rights issue. Wacana itu baru bisa dieksekusi perseroan dalam waktu 4-5 tahun mendatang, atau jika CAR Bank Jatim menyentuh level 15%.
Asal tahu saja, laba bersih Bank Jatim sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 824,31 miliar. Nilai itu naik 13,75% dibanding laba bersih yang berhasil dibukukan bank dengan kode emiten BJTM sepanjang 2012 yang sebesar Rp 724,63 miliar.
Kinerja prima Bank Jatim itu ditopang pertumbuhan berbagai indikator, diantaranya pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2013, BJTM mengumpulkan DPK sebesar Rp 25,99 triliun atau tumbuh 17% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 22,2 triliun.
"Kinerja Bank Jatim dalam membukukan laba yang ditopang dari berbagai indikator selama 2013 pantas diapresiasi, karena hal tersebut menunjukkan Bank Jatim dalam kondisi baik untuk melanjutkan dan mengembangkan bisnis kedepannya," ujar Hadi Sukrianto, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News