Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini, bakal banyak data ekonomi Indonesia yang dirilis. Selain, data neraca perdagangan yang keluar pada Senin (17/2), di tengah pekan, Bank Indonesia (BI) bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Beberapa analis pun memprediksi kebijakan moneter yang akan diambil bank sentral Indonesia tersebut. Salah satunya terkait suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR). Asal tahu, saat ini BI7-DRRR berada di level 5%.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu memperkirakan, BI bakal memangkas BI7-DRRR sebesar 25 bps menjadi 4,75%. menurut dia, ada beberapa faktor yang memaksa BI untuk menurunkan suku bunga acuan.
Pertama, kondisi ekonomi global yang sedang melemah. International Monetary Fund (IMF) pun telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Angka pertumbuhan ekonomi global di tahun ini hanya di level 3,3%.
Baca Juga: BKF: Belanja negara akan dorong konsumsi kuartal I-2020
Walau posisi ini lebih tinggi dari target tahun lalu, namun proyeksi tersebut dipangkas dari target awal di 3,4%.
Kedua, isu geopolitik yang saat ini terjadi juga cenderung membuat BI melakukan langkah pemotongan tingkat suku bunga acuan. “Hal ini dilakukan guna menjaga pertumbuhan ekonomi domestik,” ujar Dessy.
Di sisi lain, Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo memprediksi, BI bakal kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 5%.
“Karena melihat data-data ekonomi yang keluar beberapa waktu lalu masih cukup baik,” terang dia, Minggu (16/2).
Wisnu memberi contoh, data cadangan devisa per Januari 2020 yang naik menjadi US$ 131,7 miliar. Jumlah ini meningkat US$ 2,5 miliar dibanding data cadangan devisa bulan Desember 2019 yang sebesar US$ 129,2 miliar.
Baca Juga: Ekonom BCA memprediksi neraca dagang defisit US$ 127 juta pada Januari 2020
Selain itu, inflasi pun masih terkendali. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Januari 2020 sebesar 0,39% secara month-on-month (mom) dan secara tahunan tercatat 2,68% yoy. Bank Indonesia mengklaim capaian inflasi tersebut masih tetap rendah dan terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News