Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), tak sanggup membangun sendiri proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2X75 Megawatt (MW) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Makanya ANTM menggandeng konsorsium PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Nava Bharata Indonesia sebagai mitra di proyek tersebut.
Perusahaan plat merah yang ngetop dengan sebutan Antam ini membangun PLTU Pomalaa untuk menurunkan biaya produksi feronikel.
Agar lebih hemat, Antam akan membuat perusahaan patungan yang bertugas membangun PLTU Pomalaa. Nantinya, Antam akan menguasai 20% saham perusahaan patungan tadi. Sedangkan INDY dan Nava Bharata menguasai 80%. "Kami masih menunggu kesepakatan antara keduanya," kata Bimo Budi Satrio, Sekretaris Perusahaan Antam, kemarin (11/3).
Proyek ini membutuhkan investasi US$ 300 juta. Namun nilai investasi ini belum final. "Bisa berubah, tergantung kesepakatan dengan perusahaan yang mengerjakan proyek," imbuh Bimo. Targetnya, proyek ini mulai berjalan tahun depan, dan selesai pada 2013.
Bimo menyatakan, selama ini Antam mengandalkan pasokan listrik dari pembangkit bertenaga diesel. Jika proyek ini kelar, ANTM akan menghemat banyak ongkos pembayaran setrum.
Saat ini, rata-rata pembiayaan listrik Antam mencapai US$ 0,14 per kilowatt hour (kwh). Setelah pembangunan PLTU selesai, biaya per Kwh hanya mencapai US$ 0,8. "Intinya biaya listrik bisa dihemat sekitar 35%," jelas Bimo.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) III, yang selama ini memasok listrik untuk produksi feronikel Antam, nantinya akan menjadi cadangan pasokan listrik PLTU.
Direktur Keuangan INDY Azis Armand menyatakan, perusahaannya belum mengetahui porsi saham di proyek PLTU itu. "Pembicaraan masih belum ke soal persentase saham," tandas Armand. Sampai saat ini INDY masih menunggu persetujuan dari pihak direksi soal besar saham INDY di perusahaan itu.
Armand mengaku proyek pembangunan ini bisa mengangkat kinerja INDY. "Tapi berapa besarnya kami belum menghitung," elaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News