Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) bakal menerbitkan obligasi global senilai US$ 350 juta dengan bunga maksimal 11% per tahun. Obligasi yang memiliki jangka waktu lima tahun ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Penerbitan surat utang ini termasuk transaksi material karena nilai obligasi lebih dari 50% ekuitas perusahaan. manajemen Pan Brothers akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 6 Januari 2021 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Rabu (30/12), setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain, dana hasil penerbitan notes tersebut bakal digunakan untuk pembiayaan kembali atawa refinancing utang sindikasi dan global notes yang akan jatuh tempo pada 2022. Kemudian sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan.
Kewajiban pertama adalah utang sindikasi sebesar US$ 138,5 juta. Jumlah tersebut belum termasuk bunga dan biaya lain-lain. Besaran bunga dan biaya lain yang harus dibayarkan pada bulan Januari 2021 diperkirakan sebesar US$ 332.000.
Kewajiban kedua, global notes dengan jumlah pokok terutang sebesar US$ 171,08 juta. Besaran tersebut juga belum termasuk kupon dan biaya lainnya. Bunga dan biaya lain yang harus dibayarkan pada bulan Januari 2021 diperkirakan sebesar US$ 6,5 juta.
Baca Juga: Pendapatan Pan Brothers (PBRX) tumbuh 6,49% hingga September 2020
Namun, bila obligasi global yang diterbitkan tidak bisa mencapai US$ 350 juta, maka prioritas penggunaan dana adalah untuk refinancing global notes dengan pokok terutang US$ 171,08 juta.
Obligasi global sebesar US$ 350 juta ini rencananya diterbitkan dengan skema pembayaran pokok pada akhir jatuh tempo. Dengan begitu, manajemen Pan Brothers berharap, perusahaan dapat tetap menjaga likuiditas keuangan.
Penerbitan obligasi global ini kan dijamin dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh sebagian atau seluruh entitas anak penjamin.
Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan, penerbitan obligasi ini akan meningkatkan likuiditas modal kerja perusahaan.
“Rencana PBRX menerbitkan obligasi global adalah salah satunya untuk refinance global bond yang jatuh tempo di 2022 dan dalam rangka meningkatkan likuiditas modal kerja perseroan. Debt to Equity Ratio (DER) akan tetap karena ini refinance,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/1).
Mengutip laporan keuangan PBRX per September 2020, total liabilitas tercatat sebesar US$ 362,11 juta terdiri dari US$ 184,96 liabilitas jangka pendek dan US$ 177,14 juta liabilitas jangka panjang. Sementara itu, jumlah ekuitas PBRX senilai US$ 278,74 juta.
Ke depannya, Anne optimistis bahwa PBRX dapat menanggung rencana pembiayaan pelunasan hutang jatung tempo. Adapun dari sisi kinerja, pada tahun ini BPRX membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%. “Kami berharap tahun ini pendapatan PBRX bisa tetap naik 10% sesuai dengan rencana,” tambahnya.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, penerbitan obligasi ini positif untuk likuiditas PBRX. Hanya saja ia melihat pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bagi perusahaan ini ke depannya.
Nafan merekomendasikan trading jangka pendek saham PBRX dengan target harga Rp 274 per saham. Per Senin (4/1) saham PBRX naik 4,07% ke harga Rp 256 per saham.
Selanjutnya: Rilis obligasi global US$ 350 juta, Pan Brothers (PBRX) tetapkan bunga maksimal 11%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News