kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.483.000   -8.000   -0,54%
  • USD/IDR 15.625   39,00   0,25%
  • IDX 7.501   -55,86   -0,74%
  • KOMPAS100 1.166   -9,50   -0,81%
  • LQ45 931   -8,15   -0,87%
  • ISSI 225   -1,55   -0,68%
  • IDX30 480   -4,44   -0,92%
  • IDXHIDIV20 578   -5,67   -0,97%
  • IDX80 133   -1,10   -0,83%
  • IDXV30 141   -1,17   -0,82%
  • IDXQ30 161   -1,39   -0,86%

Bahana TCW Terapkan Strategi Defensif di Tengah Peningkatan Yield


Rabu, 09 Oktober 2024 / 16:56 WIB
Bahana TCW Terapkan Strategi Defensif di Tengah Peningkatan Yield
ILUSTRASI. yield SUN terlihat mulai naik


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana TCW Investment Management menerapkan strategi defensif pada produk reksadana pendapatan tetap. Hal ini seiring peningkatan yield SUN acuan 10 tahun belakangan ini.

Berdasarkan data Trading Economics, yield SUN 10 tahun berada di level 6,77% pada Rabu (9/10) pukul 16.18 WIB. Nilai yield itu telah naik 0,28% dalam sepekan terakhir.

Head of Fixed Income Bahana TCW Investment Management Essantio Denira mengatakan kenaikan yield SUN 10 tahun yang terjadi beberapa hari ini berdampak cukup signifikan pada reksadana pendapatan tetap. Sebab harga obligasi yang cenderung turun mengakibatkan penurunan return.

Untuk menghadapi tantangan ini, Bahana TCW menerapkan strategi yang lebih defensif. Namun, Essantio menilai meskipun ada tekanan, investasi di pasar obligasi tetap penting untuk stabilitas dan diversifikasi portofolio.

Baca Juga: Prospek Reksadana Pendapatan Tetap Masih Menarik, Begini Strategi MI Kerek Return

"Kami akan terus memantau kondisi pasar dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mengoptimalkan return sambil menjaga risiko," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).

Apalagi, kata Essantio, pasar obligasi sebagai dasar aset investasi reksadana pendapatan tetap masih memiliki prospek yang menarik hingga akhir tahun 2024 dan tahun 2025.

Pasar obligasi pemerintah masih memiliki ruang untuk bertumbuh positif dengan outlook penurunan tingkat suku bunga referensi hingga tahun 2025 mendatang yang berdampak positif pada kenaikan nilai aset obligasi. Sedangkan, pasar obligasi korporasi juga menawarkan potensi yield yang lebih tinggi dengan risiko kredit yang cenderung mengalami perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya pasca Covid-19.

"Untuk itu, kami menjaga durasi obligasi pada level di atas durasi benchmark indeks obligasi untuk mendapatkan potensi return yang diharapkan," tutup Essantio.

Namun untuk jangka pendek, setidaknya sampai akhir tahun, Bahana TCW menilai return reksadana pendapatan tetap tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan yield SUN benchmark terutama untuk benchmark SUN 10 tahun. Bahana TCW memproyeksikan yield SUN 10 tahun akan mencapai sekitar 6,72% pada akhir tahun 2024.

Dengan kondisi ini, pihaknya merekomendasikan investor untuk tetap mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap sebagai bagian dari portofolio. Sebab, potensi apresiasi modal yang dihasilkan dari pergerakan yield dapat mendukung peningkatan return.

"Pendekatan strategis dalam pengelolaan portofolio akan membantu memaksimalkan peluang di pasar obligasi," tutup Essantio.

Selanjutnya: Kreativitas Anak Muda di Balik Toko HJ Vera: Kunci Keunggulan Saat Persaingan Ketat

Menarik Dibaca: Tips Mencegah Ejakulasi Dini pada Pria, Intip Ulasannya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×