kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Awal tahun, minyak catat level tertinggi baru


Selasa, 03 Januari 2017 / 20:55 WIB
Awal tahun, minyak catat level tertinggi baru


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penerapan hasil kesepakatan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan beberapa negara penghasil minyak untuk membatasi produksi yang resmi dimulai awal tahun ini rupanya sudah mulai membuahkan hasil. Membuka perdagangan di tahun 2017, harga minyak mentah terus mengalami penguatan hingga mencatatkan level tertingginya sejak bulan September 2015.

Mengutip Bloomberg, Selasa (3/1) pukul 17.28 WIB minyak mentah WTI kontrak pengiriman Feburari 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 2,33% ke level US$ 54,97 per barel. Pencapaian tersebut berhasil mengungguli level tertinggi di tahun 2016 yaitu US$ 54,06 per barel.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures mengakui memang dalam pembukaan perdagangan awal tahun ini harga minyak mentah memang cukup dipengaruhi penerapan rencana pemangkasan OPEC. Dalam keputusan pertemuan tahun lalu, OPER berniat mengurangi produksi hingga 1,2 juta barel per hari. Target produksi dipangkas dari sebelumnya 33,64 barel per hari menjadi 32,5 – 33 juta barel per hari.

Penerapan ini salah satunya dilakukan oleh Kuwait. Mengutip surat kabar Al-Anba, Kuwait Oil Co memotong produksi sebanyak 130.000 barrel per hari sehingga produksinya hanya sekitar 2,75 juta barrel per hari.

“Sentimen positif juga datang dari cuitan Donald Trumpt dalam jejaring sosial twitter yang memperingatkan Korea Utara agar tidak lagi meluncurkan uji coba rudal balistik. Kondisi geopolitik yang memburuk juga bisa mempengaruhi distribusi minyak,” paparnya kepada Kontan, Selasa (3/1).

Kalau kondisi geopolitik memburuk bisa jadi distribusi minyak ke negara importir minyak seperti Jepang, Korea Selatan dan India akan terganggu. Tersendatnya rantai pasok akan membuat harga lebih melambung lagi.

Deddy menambahkan penguatan harga minyak juga didorong dari hasil manufaktur PMI Caixin yang dirilis pagi tadi. Data bulan Desember menunjukkan peningkatan ke level 51,9 dari pencapaian bulan November yang hanya 50,9. Dengan perbaikan ini diharapkan impor minyak China akan terus mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×