kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Awal pekan, IHSG diramal cenderung menguat


Minggu, 21 Februari 2016 / 17:37 WIB
Awal pekan, IHSG diramal cenderung menguat


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak bervariasi dan cenderung menguat pada perdagangan besok hari. Pasalnya, indikator teknikal indeks pada penutupan akhir pekan lalu cukup beragam.

Lanjar Nafi, analis Reliance Securitas menjelaskan, secara teknikal IHSG break out support MA7 setelah sebelumnya membentuk pola spinning top pada resistance upper bands. Pada perdagangan akhir pekan lalu, konfirmasi pola bullish kicker signal yang diawal gap down mengindikasikan kembali tertekan hingga menguji support MA200 dikisaran level 4677.

Semnatara indikator stochastic terkonsolidasi dengan momentum bearish RSI. Oleh karena itu, Lanjar memperkirakan IHSG akan bergerakn mixed mencoba rebound pada support MA200 dengan range pergerakan 4.677-4.745.

"Saham-saham yang mulai dapat diperhatikan yakni BMRI, AKRA, JSMR, TLKM." katanya dalam riset yang diterima KONTAN, Minggu (21/2).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 81.23% poin atau 1.7% dilevel 4697.56 dengan volume yang relatif tinggi. Lanjar melihat penurunan ini terjadi karena rumor rencana OJK mengenai batas maksimum NIM bank di level 4% untuk dapat bersaing di Asia sontak membuat investor sell off serta menghilangkan momentum pemangkasan BI rate.

Investor melakukan aksi profit taking pada sektor perbankan sehingga menjadi sektor yang paling melorot pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor menyikapi rumor tersebut akan sulit dipenuhi oleh bank-bank di Indonesia mengingat NIM perbankkan yang rata-rata jauh di atas level 4% dan perbedaan debitur di setiap negara.

Investor asing pun tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 912.41 milliar, sehingga total capital out flow pada minggu ketiga bulan Februari ini hanya sebesar Rp 157,87 miliar.

Mayoritas Bursa Asia juga ditutup melemah pada akhir pekan lalu. Indeks aktivitas industri di Jepang masih melambat di bawah ekspetasi. Kekhawatiran terhadap sektor properti di China makin menjadi hingga Departemen Keuangan China berencana memotong pajak dan uang muka atas transaksi rumah.

Sementara bursa Eropa rata-rata bergerak terkonsolidasi. Investor masih terus menilai valuasi laporan keuangan emiten ditengah kembali tertekannya harga minyak dunia diakhir pekan ini dan Data Producer Price Indeks di German berkontraksi terhadap ekspetasi dan memperdalam perlambatannya.

Menurut Lanjar, sentimen diawal pekan depan akan banyak dibanjiri hasil survei sementara indeks kinerja Manufaktur PMI bulan ini diseluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×