Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat setidaknya ada 21 penawaran umum yang efektif hingga Minggu ke-2 April tahun 2020 ini. Adapun 21 penawaran itu mencatatkan nilai emisi hingga Rp 2,05 triliun.
Asal tahu saja, jumlah emiten yang melakukan penawaran umum di periode yang sama tahun lalu jauh lebih sedikit, sebanyak tujuh emiten saja. Adapun nilai emisi yang dicatatkan juga lebih mini, Rp 790 miliar.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, meskipun jumlah emiten yang IPO tahun ini mencatatkan total nilai emisi yang besar, hal tersebut idak terlalu menarik. Sebab, nilai emisi yang ditawarkan oleh setiap emiten tersebut tidaklah besar. Di sisi lain, sahamnya juga belum terjamin.
"Kecil-kecil, pasar tidak tertariklah di tengah kondisi pasar yang jelas-jelas lagi turun. Mending masuk ke saham yang jelas-jelas bagus dan harganya lebih murah," jelas Teguh ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/4).
Baca Juga: Turun ke level terendah sejak IPO, saham Nusantara Almazia (NZIA) diawasi BEI
Asal tahu saja, berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id dari Statistik Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak awal tahun hingga Minggu ke-2 April 2020, rata-rata nilai emisi yang dihimpun sebesar Rp 91 miliar.
Adapun PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) mencatatkan nilai emisi paling tinggi hingga Rp 215 miliar dengan melepas 2,15 miliar saham. Sementara nilai paling mini diperoleh PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA) hingga Rp 24 miliar dengan melepas 200 juta saham.
Saat ini investor yang memiliki dana cash atau tunai cenderung lebih berhati-hati masuk ke pasar saham maupun obligasi mengingat kondisi yang belum menentu. Apalagi menurut Teguh, kondisi pasar saat ini belum menunjukkan titik terendah dari dampak COVID-19.
" Dampaknya baru akan kelihatan beberapa waktu yang akan datang. Belum melihat titik terendah dari periode krisis saat ini," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News