kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AUTO akan produksi ban di 2014


Selasa, 23 Juli 2013 / 23:51 WIB
AUTO akan produksi ban di 2014
ILUSTRASI. Attack on Titan Season 4 Part 2: Inilah Alasan Mengapa Annie Leonhart Kembali


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Perusahaan suku cadang otomotif PT Astra Otopart Tbk (AUTO) rencananya akan dapat memproduksi ban pada 2014 mendatang. Sekretaris perusahaan Astra Otoparts Made Kusumawati mengungkapkan, pihaknya telah melakukan kerjasama atau akuisisi dengan perusahaan ban internasional yakni Pirelli Tire S.p.A

Kerjasama ini dilakukan pada awal Juli lalu. AUTO membentuk usaha patungan dengan total investasi sebesar Rp 1,3 triliun untuk aksi korporasi ini. Dengan kerjasama ini diharapkan produksi ban sudah dapat terlaksana pada 2014 mendatang. 

"Diharapkan sudah dapat berproduksi pada 2014. Rencananya 40% produknya akan dipasarkan untuk domestik melalui jaringan yang dimiliki Astra Otoparts, dan sisanya di ekspor," kata Made di Jakarta, Selasa (23/7). 

Selain itu, Made mengaku AUTO tetap optimistis bahwa kinerja perseroan pada tahun ini membukukan hasil positif meski di tengah ketatnya persaingan industri. Pada semester I tahun ini pendapatan Astra Otoparts meningkat sekitar 19% menjadi sekitar Rp 4,789 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Made mengungkapkan, tahun ini pasar otomotif di Eropa, Australia dan Amerika cenderung menurun. Sedangkan di Asia, pasar otomotif masih bertumbuh. Karena itu, kata Made, hal ini akan mendorong investor datang ke Asia.

"Pasar di Asia kemungkinan sedang dilirik dan akan datang investasi yang cukup besar," ujar Made. Di sisi lain, terkait pelemahan nilai tukar rupiah, Made mengatakan dampaknya cukup terasa pada impor bahan baku. Dengan begitu, beban biaya perseroan bertambah pada tahun ini.

"Diperkirakan ada penyesuaian harga suku cadang namun tidak akan tinggi agar tidak membebankan konsumen. Saat ini belum ada kenaikan harga," ungkap Made. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×