Reporter: Namira Daufina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Data ekonomi China dan penurunan harga komoditas menjadi beban bagi dollar Australia untuk unjuk gigi. Mengutip Bloomberg, Kamis (1/6) pukul 16.12 WIB pasangan AUD/USD merosot 0,32% ke level 0,7406 dibanding hari sebelumnya.
Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures memaparkan pelemahan pasangan AUD/USD sudah berjalan sejak awal bulan Mei 2017 lalu. Ada perbedaan kontras dari sisi fundamental ekonomi kedua negara yang membuat Aussie sulit membalikkan keadaan. Apalagi terbaru data PMI Chicago Mei 2017 berhasil tumbuh dari 58,3 menjadi 59,4. Ini menguatkan harapan pasar akan membaiknya ekonomi AS yang berpotensi pada naiknya suku bunga The Fed Juni 2017 mendatang.
“Optimisme kenaikan suku bunga The Fed akan mendominasi pergerakan USD sepanjang Juni 2017. Apalagi risalah FOMC Mei 2017 kemarin bernada hawkish akan peluang kenaikan The Fed rate ini,” ungkap Wahyu.
Hal tersebut pula yang lantas membuat Aussie kian terkapar. Ditambah lagi data manufaktur caixin PMI China Mei 2017 yang dirilis melambat ikut menambah panjang beban AUD.
Sebagai mitra dagang terbesar China, bayang-bayang perlambatan ekonomi yang terjadi di China ikut mempengaruhi pergerakan Aussie. “Peluang AUD/USD melemah lagi besok masih terbuka lebar, hanya saja mungkin rentangnya lebih terbatas,” tebak Wahyu.
“Jika nantinya data ekonomi AS terus membaik bukan tidak mungkin pelemahan terus berlanjut. Untuk jangka pendek ini tren AUD/USD masih ,” imbuh Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News