Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Australia menuju penurunan bulanan terbesar sejak Agustus 2012. Faktor utama pelemahan berasal dari alotnya negosiasi pemotongan belanja dan kenaikan pajak Amerika Serikat (AS).
Aussie jatuh terhadap rekan-rekan mata uang utama. Dollar Selandia Baru (kiwi) juga ikut menurun dalam delapan hari versus greenback.
Kejatuhan dua mata uang itu terjadi setelah Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner menyatakan akan mengambil langkah-langkah luar biasa demi menjaga supaya AS tidak default pada tahun 2013. "Ketidakpastian dan kekhawatiran jurang fiskal mulai membebani pasar berisiko. Aussie dan kiwi sangat rentan terhadap penurunan di pasar ekuitas global, terutama pasar AS," kata Peter Dragicevich, ekonom mata uang Commonwealth Bank of Australia di Sydney kepada Bloomberg.
Di pasar spot, Kamis (27/12) pukul 16.00, pasangan EUR/AUD naik 0,37% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,27909. AUD/USD turun 0,06% ke level 1,0371. AUD/JPY juga turun tipis 0,006 menuju 88,859.
Nilai tukar dollar Australia turun 1,2% tahun ini. Sementara dollar Selandia Baru menguat 3,2% pada periode yang sama.
Analis Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar mengatakan, pelaku pasar semakin pesimistis terhadap penyelesaian jurang fiskal. Pasar menilai, mustahil tercapainya kesepakatan hingga akhir tahun ini. Karena itu, investor beralih kepada safe haven, yakni dollar AS.
Suluh Adil Wicaksono, analis Askap Futures bilang, tekanan koreksi terhadap aussie masih tinggi. Hari ini, aussie masih akan melemah terhadap euro karena membaiknya data pembelian ritel Eropa. Sementara dari aussie, tidak ada data ekonomi yang berdampak signifikan.
Tapi, aussie masih berotot atas yen. Divisi Treasury BNI, Raditya Ariwibowo mengungkapkan, aussie unggul dibanding yen karena Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe fokus terhadap penggelontoran stimulus secara agresif. Abe ingin mengurangi deflasi agar menjadi inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News