Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Mata uang dollar Australia terjun ke level terendah terhadap mata uang utama dunia sejak tiga pekan terakhir. Sentimen negatif pelemahan AUD datang dari rilis data pengangguran Australia yang buruk.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (13/2) pukul 19.30 WIB, pergerakan pasangan AUD/USD melemah 0,69% menjadi 0,8965. Ini sejalan dengan pergerakan pairing AUD/JPY yang juga terkoreksi 1,18% pada level 91,458. Serupa, pasangan EUR/AUD menguat sebesar 1,24% menjadi 1,5246.
Rilis data pengangguran (unemployment rate) oleh Australian Bureau of Statistics menunjukkan tingkat pengangguran di Australia pada bulan Januari 2014 tercatat sebesar 6%, naik dari sebelumnya 5,8%. Angka tersebut menjadi tingkat pengangguran tertinggi sejak tahun 2003. Naiknya tingkat pengangguran ini diprediksi makin melemahkan daya beli masyarakat dan membuat dollar Australia makin tertekan.
Analis Soegee Futures, Nanang Wahyudin menilai, buruknya tingkat pengangguran Australia menjadi faktor utama yang memicu aksi jual dollar Australia. Namun, pada pasangan AUD/USD, masih ada harapan bagi dollar Australia bisa menguat lagi. Sentimen yang bisa menguatkan AUD, datang dari AS. “Ada optimisme pasar terhadap kinerja Jannet Yellen sebagai Gubernur The Federal Reserve sehingga dollar AS justru melemah,” ujar Nanang.Optimisme itu membuat investor mengalihkan dananya ke aset lebih berisiko seperti saham.
Selain itu, data penjualan ritel AS diprediksi naik menjadi 0,3% di Januari 2014 menambah optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi AS. Tapi, di sisi lain, inflasi China year on year (yoy) yang dirilis, hari ini, diprediksi minus 1,7% setelah sebelumnya minus 1,4%. “"Data inflasi China bisa mendorong penguatan dollar AS,” tambah Nanang.
Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian mengatakan, pasangan EUR/AUD masih bergerak dalam rentang netral. Tapi, kebijakan moneter longgar Bank Sentral Eropa berpotensi menekan euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News