Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah pernyataan Gubernur Reserve Bank of Australia yang masih memutuskan mempertahankan suku bunga RBA di level 2,0%, aussie pun punya tenaga untuk mendongkrak. Terutama karena yen belum punya sokongan dari indikator ekonominya.
Mengutip Bloomberg, Selasa (1/3) pukul 16.00 WIB pasangan AUD/JPY melesat 0,70% ke level 81,04 dibanding hari sebelumnya.
Hal ini setelah Glenn Stevens Gubernur RBA masih tenang dalam memberikan pandangannya akan outlook ekonomi Australia. Hal ini pun dinilai pasar melegakan setelah beberapa waktu sebelumnya pasar menduga suku bunga RBA akan kembali dipangkas.
"Walaupun penguatan ini terbatas sifatnya. Hanya euforia sesaat," kata Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures.
Sebabnya, Stevens tetap membuka peluang pemangkasan suku bunga di masa datang jika memang diperlukan untuk ekonomi Australia.
Di sisi lain, keterbatasan penguatan aussie juga datang dari sajian data ekonominya yang masih negatif. Sebut saja persetujuan pendirian bangunan di Australia Februari 2016 turun tajam dari 8,6% ke level minus 7,5%, neraca berjalan bulan yang sama membengkak defisitnya dari US$ 18,8 miliar menjadi US$ 21,1 miliar.
Hanya saja sokongan positif juga datang dari index manufaktur AIG Februari 2016 yang naik dari 51,5 ke level 53,5. "Tapi tidak bertahan lama, karena yen juga terdukung perannya sebagai safe haven dan carry trade di tengah ketidakpastian pasar saat ini," jelas Wahyu.
Apalagi data Jepang cukup positif, mulai dari pengeluaran rumah tangga Jepang Februari 2016 yang hanya naik tipis dari minus 4,4% ke level minus 3,1%, tingkat pengangguran bulanan yang membaik dari level 3,3% ke level 3,2%.
Walaupun yang menjadi ganjalan penguatan yen datang dari laporan pengeluaran modal usaha kuartal empat 2015 yang turun dari 11,2% ke level 8,5%. "Akan cenderung bergerak konsolidasi setelah penguatan signifikan ini," kata Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News