Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Dollar Australia (aussie) berhasil bangkit dari posisi terlemah dalam 3,5 tahun terakhir. Otot aussie menguat, setelah ada sinyal positif dari ekonomi China. Pasalnya, negeri tembok raksasa ini merupakan mitra dagang utama bagi Australia.
Di pasar spot, kemarin (20/1) hingga pukul 16.00 WIB, pasangan EUR/AUD turun 0,8% menjadi 1,5410. Lalu, pasangan AUD/JPY menguat 0,3% ke level 91,6340. Pasangan AUD/USD menguat 0,18% ke 0,8797.
Meski, ada data ekonomi China yang negatif, namun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) masih positif. Kantor Statistik China di Beijing melaporkan, PDB China pada kuartal IV-2013 tumbuh sebesar 7,7%, dibanding kuartal sebelumnya. Angka PDB China itu melampaui prediksi ekonom, yakni 7,6%.
"Pasar jelas mendorong penguatan aussie, sebab indikator ekonomi China tidak seburuk yang ditakutkan pasar. Namun, terlihat ada tekanan pada pergerakan aussie berikutnya," kata Jonathan Cavenagh, strategis mata uang asing Westpac Banking Corp., seperti dikutip Bloomberg.
Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy sependapat, aussie tersokong data PDB China, meski data penjualan ritel dan produksi industri mengecewakan. "Ini karena PDB tersebut di atas target pemerintah yang hanya 7,5%. Ini mengejutkan" paparnya.
Tapi, Nizar tidak yakin, penguatan aussie bisa bertahan lama. Apalagi, jika tidak didukung faktor domestik dari Australia. "Pergerakan sekarang hanya berusaha mempertahankan rebound, kecuali ada pelemahan dollar AS besar-besaran," jelasnya.
Analis Harvest International Futures, Tonny Mariano menambahkan, pergerakan aussie terhadap yen secara keseluruhan masih melemah, karena Reserved Bank Australia (RBA) menyatakan keinginan untuk melemahkan aussie.
Tapi, Tonny bilang, secara harian, pergerakan AUD/JPY memang naik, karena didukung data China yang tidak sejelek perkiraan. "Ini dimanfaatkan pelaku pasar untuk mendapatkan posisi jual, sehingga terjadi profit taking," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News