Reporter: Febrina Ratna Iskana, Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Nilai tukar dollar Australia melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Data inflasi yang bagus tidak mampu mengangkat aussie lebih tinggi dari level tertinggi selama empat bulan terakhir.
Hingga Rabu (23/10) pukul 19.41 WIB, pasangan AUD/USD melemah 0,78% ke posisi 0,9632. Pasangan AUD/JPY turun 1,45% ke 93,8870, dan pasangan EUR/AUD menguat 0,62% menjadi 1,4285.
Biro Statistik Australia melaporkan, angka inflasi kuartal III berada di level 1,2% ketimbang kuartal kedua. Sebelumnya, para analis memprediksi inflasi hanya 0,8%.
Nizar Hilmy, analis Soegee Futures mengatakan, data-data fundamental tidak berpengaruh terhadap pergerakan aussie. Koreksi mata uang Kanguru terjadi karena jenuh beli. Sebab, kata Nizar, dollar aussie telah mencapai level tertinggi dalam empat bulan dan menguat dalam 10 sesi terakhir.
Nizar bilang, pasangan AUD/USD masih bergerak di kisaran sempit. Untuk jangka pendek, masih ada peluang koreksi bagi AUD/USD. Di jangka panjang, bila ada data fundamental yang mendukung, AUD/USD bisa kembali ke level seimbang.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, dollar Australia melemah terhadap euro, padahal belum ada data fundamental membaik di Eropa.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan mata uang AUD/JPY mendapatkan tekanan yang cukup hebat dari kejatuhan indeks Nikkei paska buruknya rilis ketenagakerjaan AS, Selasa (22/10). Itu, telah menguatkan pergerakan yen terhadap sejumlah mata uang termasuk aussie.
Ariston menambahkan, data inflasi Australia tidak cukup kuat untuk membendung pelemahan aussie terhadap yen. Ariston memprediksi, pelemahan AUD/JPY kemungkinan tidak bertahan lama.
"Fundamental aussie yang bagus dan spekulasi bahwa Bank Sentral Australia tidak akan memangkas suku bunga akan menguatkan aussie," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News