Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Australia alias aussie melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Glenn Stevens mengatakan kurs aussie terlalu tinggi.
Di pasar spot, sampai dengan Selasa (5/11) pukul 16.03 WIB, pasangan AUD/USD melemah 0,29% menjadi 0,9482, pasangan AUD/JPY melemah 0,70% menjadi 93,1220 dan pasangan EUR/AUD menguat 0,20% menjadi 1,4238 dibanding hari sebelumnya.
Kemarin, RBA mempertahankan suku bunga acuan di angka 2,5%. "Meski lebih rendah ketimbang awal tahun, kurs dollar Australia masih terlalu tinggi," kata Stevens usai pernyataan suku bunga.
Bloomberg mencatat, nilai tukar aussie naik 4,7% terhadap sembilan mata uang negara besar dalam tiga bulan terakhir. Ini adalah kenaikan terbesar dibanding mata uang negara lain. Kurs dollar Selandia Baru mencatat kenaikan tertinggi kedua di angka 4,2%.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, aussie mendapatkan perlawanan dari penguatan yen yang terjadi akibat kehati-hatian pasar terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan AS minggu ini.
Alwi Assegaf, analis SoeGee Futures mengatakan, aussie berpotensi menguat terhadap dollar Amerika Serikat kalau resistance kuat di level 0,9525 bisa ditembus.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures bilang, EUR/AUD terkoreksi dalam tiga hari terakhir. Suku bunga yang tetap ini menahan laju AUD. Dari sisi euro, ada data penjualan retail Eropa yang diprediksi negatif. "Faktor fundamental sama-sama membebani kedua mata uang ini," ujar Suluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News