kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asing membanjiri pasar surat utang


Kamis, 01 November 2012 / 06:59 WIB
Asing membanjiri pasar surat utang
ILUSTRASI. Kimia Farma (KAEF)


Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Imbal hasil obligasi pemerintah menarik minat pemodal asing. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan menunjukkan, dana milik investor asing yang terpendam di surat berharga negara (SBN) meningkat 3,65% atau Rp 8,72 triliun dalam sebulan terakhir.

Perinciannya, per 30 Oktober, kepemilikan asing di SBN senilai Rp 249,7 triliun, meningkat daripada posisi per 30 Oktober, Rp 240,98 triliun. "Pasar Indonesia masih menarik bagi asing. Mereka berekspektasi aset keuangan Indonesia memberikan return yang lebih tinggi daripada negara lain," ujar analis obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan, Rabu (31/10).

Ariawan memperkirakan, dana asing mengalir masuk ke Indonesia, setelah bank sentral di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang memberlakukan kebijakan moneter yang longgar.

Dampak dari pelonggaran kebijakan moneter itu, likuiditas di pasar global berlimpah. Para pemodal pun mencari tempat parkir dana yang baru. "Obligasi pemerintah Indonesia termasuk pilihan, karena memiliki rating dan return yang menarik," tutur dia.

Pengamat pasar obligasi, Imam MS, sepakat, banjir dana akibat kebijakan moneter yang longgar meningkatkan gairah berbelanja di pasar finansial lokal. Tentu, para investor asing itu mengharapkan hasil yang positif dari pasar Indonesia.

Peringkat utang Pemerintah Indonesia yang membaik tentu menjadi pertimbangan investor asing memilih SBN. Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menuturkan, dana asing yang parkir di SBN masih berpotensi meningkat. Terlebih, jika Indonesia berhasil menyandang peringkat BBB dari BBB- pada tahun depan.

Pilih tenor panjang

Dalam pengamatan analis, asing cenderung memilih SBN yang memiliki tenor panjang. Ariawan menuturkan, jangka waktu yang panjang lebih menguntungkan bagi mereka yang berorientasi trading dalam jangka pendek. Capital gain yang bisa dihasilkan SBN bertenor panjang lebih tinggi daripada potensi imbal hasil SBN tenor pendek.

Kesimpulan itu muncul jika melihat harga FR0058 yang naik paling tinggi. Per 30 Oktober, harga obligasi seri acuan atau benchmark SBN bertenor 20 tahun itu adalah 119,37, naik dari 117,12 per akhir September. Yield seri itu turun menjadi 6,4% daripada akhir bulan lalu, 6,6%.

Harga seri FR0059 yang bertenor 15 tahun naik menjadi 107,25, dibanding month to date (mtd) 106,33. Sedang yield turun menjadi 6,2%, dari 6,3%.
Harga seri FR0061, tenor 10 tahun, naik 1,69% mtd, menjadi 109,50. Sedang yield turun menjadi 5,6% dari 5,9%. Seri FR0060 tenor 5 tahun juga naik 0,39% mtd, menjadi 103,65. Yield turun menjadi 5,3% dibandingkan sebelumnya yang sekitar 5,4%.

Ariawan menyebut, seri tenor menengah dan panjang seperti 10,15 dan 20 tahun, menarik hingga tahun depan. "Jangan hold terlalu lama, kalau target sudah tercapai, bisa mulai dilepas," tutur dia.

Analisis Imam tidak jauh berbeda, yaitu asing memilih SBN bertenor menengah dan panjang, daripada surat utang berjangka pendek.

Lana menambahkan, obligasi tenor panjang lebih menarik bagi mereka yang mengejar imbal hasil lebih tinggi. Namun bagi mereka yang mementingkan likuiditas, Lana merekomendasikan SBN bertenor pendek. "Harus disesuaikan dengan karakter investor," ujar dia.

Bank, fund manager, asuransi unitlink dan investor asing yang lebih banyak trading, cocok dengan SBN tenor panjang. Sedang pengelola dana pensiun yang cenderung menahan hingga jatuh tempo bisa memilih tenor pendek. Lana menilai, SBN lebih menarik daripada obligasi luar negeri karena menawarkan return tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×