Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik mengundang dana asing masuk kembali ke pasar obligasi, awal Oktober. Harga obligasi sepanjang Oktober pun meningkat.
Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) per 8 Oktober senilai Rp 244,47 triliun, atau bertambah Rp 21,61 triliun dibandingkan posisi per akhir tahun lalu. Jika dibandingkan dengan outstanding per akhir September 2012, ada peningkatan Rp 3,49 triliun.
Analis NC Securities, I Made Adi Saputra mengatakan, membaiknya data ekonomi Indonesia mendorong naiknya jumlah kepemilikan asing di SUN. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju inflasi September hanya 0,01%, yang merupakan angka terendah dalam lima tahun terakhir. "Selain itu, neraca perdagangan yang positif membuat investor asing mulai masuk," ujar dia, Selasa (9/10).
Masuknya investor asing mendorong kenaikan harga obligasi pemerintah mulai awal Oktober. Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA), acuan harga obligasi pemerintah merangkak naik di awal Oktober. Pada penutupan perdagangan Senin (8/10) indeks IDMA naik 0,67% ke 108,97 dari penutupan September di 108,24.
Harga SUN acuan untuk tenor 20 tahun, yaitu seri FR0058, naik menjadi 117,55 dibanding per akhir September, yaitu 117,12. Demikian juga seri FR0060, acuan untuk tenor lima tahun, senilai 103,3, lebih tinggi daripada harga per akhir September 2012, yaitu 103,25.
Herdi Ranuwibowo, Head of Debt Capital Markets Trimegah Securities mengatakan, faktor eksternal, seperti quantitative easing dari Federal Reserve serta komitmen bank sentral Eropa membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas, ikut mengerek harga obligasi. Demikian juga, "Melemahnya harga minyak dunia," ujar dia.
Namun krisis Eropa yang masih belum jelas arahnya serta keputusan International Monetary Fund (IMF) memangkas target pertumbuhan global, bisa menahan harga SUN. Menurut Herdi, sentimen itu akan menekan harga SUN dalam jangka pendek. Namun, harga SUN masih bisa lagi terangkat di akhir tahun.
Made juga memprediksi harga SUN terancam terkoreksi di jangka pendek. "Belum ada katalis dari dalam negeri," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News