kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

ASII jajal bisnis properti


Senin, 11 November 2013 / 07:05 WIB
ASII jajal bisnis properti
ILUSTRASI. SnapTik Juni 2022: Download Video TikTok Tanpa Watermark & Cara Dapetin Tautan/Link


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo

BANDUNG. Bisnis PT Astra International Tbk (ASII) kian menggurita. Kini, ASII menjajal bisnis properti. ASII bahkan siap merogoh kocek Rp 6,5 triliun hingga Rp 7 triliun untuk membangun hunian bertingkat (residential tower) dan gedung perkantoran di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

ASII akan membangun tiga tower apartemen berisi 500 unit di atas lahan seluas 16,29 hektare (ha). Proyek apartemen digarap anak usaha ASII, PT Brahmayasa Bahtera dan memakan waktu empat tahun. “Sebentar lagi pemancangan tiang pertama,” kata Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto, akhir pekan lalu.

Tapi, Brahmayasa tak sendiri. Juni 2013 lalu, ASII dan Hong Kong Land Group Ltd (HKLG) telah sepakat membangun gedung apartemen dan seluruh fasilitas di area itu. Kelak, Brahmayasa akan merilis 66.400 saham baru, setara 40% yang akan diambil oleh HKLG. Saat ini, penerbitan saham masih menunggu pemenuhan persyaratan.

Nah, untuk gedung perkantoran akan dibangun di lahan seluas 7,93 ha dengan tinggi hampir 50 lantai. Pembangunan ini dilakukan oleh anak usaha ASII, PT Menara Astra yang baru terbentuk Mei 2013. Pada 28 Oktober 2013, Menara Astra membeli lahan dari PT Toyota Astra Motor senilai Rp 455 miliar.

Prijono menegaskan, ASII memang tengah menjajaki sektor properti lantaran pasar tersebut kian menarik seiring peningkatan segmen kelas menengah. Meski begitu, belum bisa dibilang bisnis properti kelak akan menjadi bisnis utama ASII. Bisnis ASII masih bertumpu pada sektor otomotif, alat berat dan pertambangan, termasuk juga agribisnis, infrastruktur, logistik, serta teknologi informasi.

Saat ini sekitar 51% laba ASII masih berasal dari bisnis otomotif. Bila dirinci, 30% berasal dari kendaraan roda empat, 17% kendaraan roda dua, dan 4% komponen. Selain itu, 19% kontribusi berasal dari sektor finansial yang mendukung pembiayaan kendaraan bermotor.

Analis AM Capital, Akhmad Nurcahyadi menilai, bisnis properti saat ini sedang melemah akibat tren kenaikan suku bunga kredit. Ia juga mengatakan, permintaan gedung perkantoran di DKI Jakarta sudah terbilang mencukupi dalam 3 tahun hingga 5 tahun mendatang. Menurut Akhmad, diversifikasi usaha ASII ke bisnis properti cukup baik. Hanya saja, hasilnya akan memuaskan, bila kontribusinya pada empat tahun mendatang atau di tahun 2018 bisa berada di urutan ketiga atau keempat penyumbang terbesar pendapatan ASII.

Bila ingin terus memperluas lini bisnis, Akhmad menyarankan ASII masuk ke sektor konsumsi seperti makanan atau minuman.Jumat (8/11), harga saham ASII stabil di harga Rp 6.700 per saham. Akhmad merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 7.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×