Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) terus melanjutkan ekspansi bisnis, meski di separuh pertama tahun ini kinerja melambat. Di bisnis otomotif, ASII gencar merilis model terbaru untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Selain merilis model baru, ASII akan gencar menambah outlet-outlet penjualan otomotif untuk mendorong pertumbuhan kinerja ke depan. Di sektor infrastruktur, logistik dan properti, Grup Astra juga berekspansi dengan mengalokasikan belanja modal Rp 5,17 triliun atau 38% dari total capex konsolidasi tahun ini, yang senilai Rp 13,6 triliun.
Prijono Sugiarto, Direktur Utama ASII, mengemukakan, pihaknya akan terus melirik investasi di proyek infrastruktur, seperti pembangkit listrik dan jalan tol. Saat ini, ASII melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) telah memiliki investasi pembangkit listrik berkapasitas 2x1.000 megawatt di Jepara.
"Ini ada beberapa lagi yang sedang dijajaki," ungkap dia.
Sepanjang semester I 2016, ASII telah menyerap 40% anggaran belanja modal. Meski capex konsolidasi tahun ini senilai Rp 13,6 triliun, total belanja modal ASII termasuk untuk anak usaha yang tak terkonsolidasi mencapai Rp 20 triliun sepanjang tahun ini.
Prijono memperkirakan, prospek daya beli masyarakat semakin membaik di paruh kedua tahun ini. Oleh karena itu, ASII optimistis masih bisa menorehkan kinerja lebih bagus, terutama di sektor otomotif.
Di semester I 2016, ASII meraih laba bersih Rp 7,11 triliun, turun 12% year-on-year (yoy). Sementara pendapatan melorot 5% (yoy) menjadi Rp 88,2 triliun. Prijono mengatakan, pencapaian pendapatan itu sudah mendekati separuh target ASII tahun, ini Rp 190 triliun-Rp 200 triliun.
Analis BNI Securities, Thennesia Debora, melihat secara fundamental tantangan ASII masih berat tahun ini. Meski penjualan otomotif tumbuh di semester pertama, kinerja anak usaha Astra lain seperti sektor alat berat dan perbankan masih tertekan.
"Melemahnya harga komoditas di pasar internasional membuat penjualan alat berat turun, sementara pelambatan ekonomi menyebabkan tingkat NPL Bank Permata meningkat. Keduanya menjadi sentimen negatif bagi Grup Astra," kata Thennesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News