Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Kenaikan harga purified terephthalic acid (PTA) berpotensi meningkatkan margin pendapatan produsen polyester. PTA yang menjadi bahan baku polyester sebagai serat sintetis sangat dibutuhkan sebagai substitusi komoditas kapas atau sebagai serat alami.
"Penguatan kali ini, juga didorong oleh bencana Badai Harvey yang melanda Amerika Serikat," ujar Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), Jumat (8/9).
Menurut Prama, Amerika Serikat sebagai produsen kapas terkena dampak bencana tersebut, sehingga terjadi kelangkaan. Padahal, permintaan serat tidak berubah. Oleh karena itu, kebutuhan serat digantikan oleh serat sintetis. "Akibatnya, beberapa permintaan yang biasa diisi kapas masuklah serat sintetis yang bahan bakunya PTA," paparnya.
Naiknya permintaan PTA memperbaiki margin pada rantai serat sampai permintaan benang filamen. Menurutnya, pengusaha serat sintetis diuntungkan dengan keadaan ini. Namun, sentimen ini hanya sementara. Bila rantai pasokan normal, pergerakan PTA akan kembali mengikuti harga minyak.
Sejatinya, POLY memiliki kemampuan produksi PTA secara mandiri. Namun, sejak 2015, POLY terpaksa menutup sementara dan memilih mendatangkan PTA melalui impor. "Dari segi harga tidak kompetitif, karena harga energi mahal," katanya.
Namun tidak menutup kemungkinan bila suatu saat, POLY bisa kembali memproduksi PTA. Asalkan, harga gas turun dan proses restrukturisasi utang POLY berhasil. Prama menambahkan, saat ini, modal kerja untuk proses revamping masih terbatas. "Status kami masih dalam proses restrukturisasi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News