Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ashmore Group Plc (Ashmore) pada Kamis (25/04) kemarin, secara resmi membuka kantornya di Indonesia dengan nama PT Ashmore Asset Management Indonesia (Ashmore Indonesia). Yang menarik, perusahaan manajemen investasi terkemuka dan berbasis di London itu menggandeng Ronaldus Gandahusada sebagai nahkodanya.
Seperti diketahui bahwa pria yang akrab dipanggil Ronni itu sebelumnya adalah Presiden Direktur Schroders Investment Management Indonesia. Lebih dari 14 tahun Ronni mengabdi di Schroders dan terakhir menjabat sebagai Presdir di Schroder pada 2011, yang kemudian digantikan oleh Michael Tjoajadi. Karir alumni Institut Teknologi Bandung ini di Schroders cukup memukau. Dibawah kendalinya, Schroders menjadi perusahaan aset manajemen nomor satu di Indonesia.
Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan Ashmore Group memilih Ronni untuk memimpin Ashmore Indonesia. Ronni dinilai mampu mengembangkan bisnis Ashmore. Apalagi Ashmore Group merupakan perusahaan aset manajemen global yang memiliki dana kelolaan sangat besar. Per Maret 2013 kemarin, dana kelolaan Ashmore Group nilainya sudah lebih dari US$78 miliar.
"Kami gembira bisa bertemu dan akhirnya bekerjasama dengan Ronni dan timnya. Pengalamannya di industri reksadana Indonesia sudah sangat teruji, itu menjadi salah satu pertimbangan kami masuk ke Indonesia," tutur CEO Ashmore Group Mark Coombs di Jakarta kemarin. Dalam mendirikan Ashmore Indonesia, Ashmore Group bekerjasama dengan group Elang Mahkota Teknologi (EMTEK).
Ronni mengaku senang dapat memimpin Ashmore di Indonesia. Menurutnya kombinasi sumber daya manusia lokal yang handal dan pengalaman Ashmore Group sebagai aset manajemen global akan menjadi modal bagi Ashmore Indonesia sebagai salah satu yang terdepan di industri reksadana Indonesia. "Dengan tim yang memiliki pengalaman panjang di industri reksadana dan dukungan dari Ashmore Group kami berharap lima tahun kedepan bisa masuk di lima besar Industri reksadana," katanya.
Ronni percaya bahwa pasar reksadana di Indonesia masih sangat besar. Saat ini nilai aset reksadana hanya sekitar 3% dari GDP Indonesia tahun 2012 sebesar Rp8.240 triliun. Sementara jumlah investornya masih dibawah 1% dari jumlah penduduk Indonesia yang sudah mendekat angka 250 juta jiwa.
Rilis dua produk
Ashmore Indonesia saat ini sudah merilis dua produk reksadana saham yaitu Ashmore Dana Ekuitas Nusantara dan Ashmore Dana Progresif Nusantara. Kedua produk tersebut membidik investor dengan karakteristik yang berbeda. Ashmore Dana Ekuitas akan menginvestasikan dananya di saham-saham papan atas di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan membidik investor dengan profil risiko yang konservatif.
Sementara Ashmore Dana Progresif Nusantara ditujukan untuk investor dengan profil risiko yang lebih dinamis, artinya memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap risiko. Ashmore Dana Progresif Nusantara akan menginvestasikan dananya pada saham-saham yang diperdagangkan di BEI dengan nilai kapitalisasi pasar menengah dan kecil, dibawah US$3 miliar.
Total dana kelolaan dua reksadana saham tersebut sudah mencapai Rp575 miliar sampai akhir Maret 2013. "NAV dua produk yang kami terbitkan bulan Februari tersebut sudah tumbuh sekitar 11%. Tapi reksadana adalah instrumen investasi jangka panjang," kata Ronni.
Mampukah Ronni menjadikan Ashmore Indonesia sesukses saat masih di Schroder? Mari kita lihat saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News