Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama bursa Wall Street menutup perdagangan tahun 2019 dengan bullish dipicu optimisme soal perdagangan.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2013. Sementara indeks Dow Jones menutup 2019 dengan kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2017.
Selasa (31/12), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 76,3 poin atau 0,27% menjadi 28.538,44. Indeks S&P 500 naik 9,49 poin atau 0,29% ke 3.230,78 dan indeks Nasdaq Composite menguat 26,61 poin atau 0,3% menjadi 8.972,60.
Baca Juga: Trump: AS dan China akan teken kesepakatan dagang pada 15 Januari 2020
Pada 2019, kenaikan harga saham AS saat ini menjadi yang terlama dalam catatan karena optimisme perdagangan, kebijakan moneter yang dovish dan prospek ekonomi yang membaik memicu kenaikan tajam.
Pada Selasa (31/12), Presiden Donald Trump mengatakan di Twitter bahwa perjanjian perdagangan Fase 1 antara Amerika Serikat (AS)-China akan ditandatangani pada 15 Januari di Gedung Putih.
Penegasan ini memperkuat ekspektasi bahwa perjanjian awal perdagangan untuk mengakhiri perang dagang berkepanjangan dua negara itu bisa diselesaikan pada awal 2020.
Namun, sentimen positif soal perdagangan tersebut juga diimbangi oleh berita negatif berupar protes keras di luar kedutaan AS di Baghdad, Irak.
Kenaikan bursa Wall Street di akhir tahun 2019 itu membalik kondisi perdagangan di hari sebelumnya, ketika S&P 500 dan Nasdaq membukukan persentase penurunan harian terbesar dalam hampir empat minggu.
Baca Juga: Kedutaan AS di Irak diserang, Trump: Iran bertanggungjawab penuh
"Saham AS telah menjadi overbought, dan penurunan pada Senin lalu membantu memberi ruang bagi kenaikan di masa depan," kata Alec Young, direktur pelaksana riset pasar global di FTSE Russell New York seperti dikutip Reuters.
"Ada baiknya memiliki dua langkah maju, satu langkah mundur. Ini membantu mempertahankan reli indeks," ujarnya lagi.