Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Mayoritas mata uang Asia perkasa untuk hari kedua. Kali ini, dollar Taiwan dan ringgit Malaysia memimpin penguatan di antara valas Asia regional lainnya.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.32 waktu Taipei, dollar Taiwan menguat 0,4% menjadi NT$ 29,29 per dollar AS. Penguatan juga terjadi pada ringgit Malaysia sebesar 0,4% menjadi 3,0647, baht Thailand menguat 0,1% menjadi 30,63, dan dollar Singapura menguat 0,1% menjadi S$ 1,,2285.
Di negara Asia lainnya, peso Filipina menguat 0,2% menjadi 41,39 per dollar dan rupiah Indonesia melemah 0,1% menjadi 9.601 per dollar. Sedangkan dong Vietnam stabil di posisi 20.881.
Penguatan mata uang Asia terjadi setelah investor global mengucurkan dananya ke bursa regional karena optimistis pertumbuhan Asia akan jauh melampaui negara maju.
"Ada ketertarikan untuk membeli aset-aset Asia di mana pertumbuhannya relatif lebih kuat dibanding negara maju. Ini menciptakan ruang untuk mata uang Asia untuk menguat," jelas Tohru Nishihama, ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc di Tokyo.
Sekadar informasi, Badan Moneter Internasional (IMF) memangkas prediksi pertumbuhan global seiring memburuknya krisis utang di kawasan Eropa. IMF juga mengingatkan kemungkinan risiko perlambatan ekonomi global, kecuali pemerintah AS dan Eropa mengambil kebijakan sesegera mungkin dalam mengatasi ancaman pada perekonomian mereka.
Berdasarkan prediksi IMF yang dirilis hari ini (9/10), perekonomian global akan tumbuh 3,3% pada tahun ini, terendah sejak resesi 2009 silam. Sementara untuk tahun depan, pertumbuhannya sebesar 3,6%. Bandingkan saja dengan prediksi yang dibuat IMF Juli lalu. Pada waktu itu, IMF meramal pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,5% di 2012 dan 3,9% di 2013.
Sementara, AS akan tumbuh 2,2% tahun ini, lebih tinggi dari prediksi sebelumnya. Sementara, untuk tahun depan pertumbuhan AS tumbuh 2,1%, lebih kecil dari prediksi sebelumnya.
Estimasi untuk pertumbuhan Jepang juga dipangkas menjadi 2,2% tahun ini dan 1,2% di 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News