Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Archi Indonesia Tbk akan melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (28/6). Calon emiten yang menggunakan kode saham ARCI ini akan menjadi perusahaan tercatat ke-20 sepanjang tahun ini yang melantai di BEI. Saham ARCI akan dicatat di papan utama.
Dalam gelaran initial public offering (IPO), ARCI melepas sebanyak-banyaknya 3,72 miliar saham baru atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga penawaran akhir ditetapkan sebesar Rp 750 per saham.
Dus, perusahaan tambang pure-play emas ini mendapat dana segar minimal sebesar Rp 2,79 triliun dari gelaran IPO ini. Sejauh ini, emisi ARCI merupakan yang terbesar di tahun ini.
Archi Indonesia menggandeng PT BNI Sekuritas, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari aksi korporasi ini.
Mengutip prospektus, sekitar 95% dana hasil IPO akan digunakan Archi Indonesia dan atau entitas anak untuk pembayaran sebagian pokok utang bank. Kemudian, sisa dana akan digunakan perusahaan, PT Meares Soputan Mining (MSM) dan atau PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
Baca Juga: Melantai di bursa pekan depan, Archi Indonesia akan gunakan kode saham ARCI
Dari sisi kinerja, pendapatan Archi Indonesia mengalami pertumbuhan setidaknya sejak 2018. Pada 2020, Archi mengantongi pendapatan senilai US$ 393.30 juta, naik 2,5% dari pendapatan pada 2019 sebesar US$ 383,69 juta.
Secara rinci, pendapatan ini terdiri atas penjualan ke luar negeri senilai US$ 386,39 juta dan penjualan domestik senilai US$ 6,90 juta.
Berdasarkan segmentasi pelanggan, sebanyak US$ 208,02 juta atau setara 52% dari pendapatan ARCI merupakan penjualan kepada YLG Bullion Singapore Pte Ltd. Disusul penjualan kepada Metalor Technologies Singapore Pte Ltd senilai US$ 91,57 juta atau setara 23,29% dari pendapatan.
Kemudian, penjualan kepada StoneX APAC Pte Ltd ( yang dahulu bernama INTL Asia Pte Ltd) senilai US$ 72.36 juta atau setara 18,40%.
Dari sisi bottom line, entitas usaha Grup Rajawali ini mengempit laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 123,33 juta. Raihan ini naik 32,62% dari laba bersih di periode 2019 yang hanya US$ 92,99 juta.
Sementara itu, pada akhir 2020 aset ARCI mencapai US$ 600,23 juta. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai US$ 505,89 juta dan ekuitas senilai US$ 94,34 juta. Adapun kas dan setara kas ARCI per 31 Desember 2020 sebesar US$ 40,19 juta, menurun dari posisi 2019 yang mencapai US$ 48,41 juta.
Selanjutnya: Archi Indonesia terus berupaya menggandakan kapasitas pabrik pengolahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News