kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APEPI: Rencana tutupnya tambang berlian Argyle jaga harga agar tak jatuh


Jumat, 19 Juli 2019 / 18:00 WIB
APEPI: Rencana tutupnya tambang berlian Argyle jaga harga agar tak jatuh


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana bakal ditutupnya salah satu tambang berlian terbesar di dunia, dinilai tidak akan mempengaruhi harga berlian ke depan. Pasalnya, permintaan akan berlian dianggap cenderung lesu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jeffrey Tumewa mengatakan, penutupan tambang berlian justru dilakukan untuk menjaga harga berlian global agar tidak merosot. Apalagi, berkaca dengan isu pelambatan ekonomi global membuat minat atau permintaan terhadap berlian cenderung berkurang. 

"Menurut saya enggak akan ada masalah kekurangan pasokan, karena demand juga berkurang seiring dengan krisis ekonomi. Ini juga bagian atau strategi agar harga tidak jatuh," kata Jeffrey kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7).

Menurut Jeffrey, pilihan investasi paling bagus saat ini masih jatuh kepada emas. Mengingat, investasi berlian hanya bisa dilakukan bagi investor tertentu, khususnya dari kalangan menengah atas.

Bahkan, Jeffrey menilai investasi berlian memiliki risiko yang lebih besar karena harga beli dengan harga jual berbanding cukup jauh. Ditambah lagi, pergerakan harga berlian tidak sebesar emas, mengingat harga berlian hanya dikuasai market tertentu. 

"Jadi penutupan tambang ini cuma buat kontrol harga berlian di pasar supaya tetap bagus di pasaran," tandasnya. 

Dilansir dari Bloomberg,  tambang berlian terbesar di dunia yakni tambang Argyle di Australia Barat bakal ditutup. Padahal, tambang yang  merupakan bagian dari Grup Rio Tinto tersebut sudah empat dekade atau sejak 1983 memproduksi berlian berwarna merah muda dan merah.

RBC Capital Markets and Panmure Gordon memperkirakan, penutupan tambang tersebut bakal mendorong harga berlian untuk naik, setelah permintaan berlian cenderung lesu sejak 2011. Tambang berlian Argyle berada 2.600 kilometer (km) timur laut ibu kota Perth rencananya bakal ditutup sebelum 2020 akibat kehabisan pasokan, sebagaimana disampaikan Kepala Produksi Tembaga dan Berlian Rio, Arnaud Soirat. 

Asal tahu saja, hampir 90% produksi tambang Argyle Rio merupakan merupakan berlian merah mudah yang terkenal di pasar berlian global. Di mana, kadar berlian59,6 karat ditaksir dengan harga US$ 71 juta di April 2017 dan merupakan rekor harga tertinggi untuk jenis permata manapun. Tambang Argyle juga salah satu produsen untuk perusahaan berlian Bain & Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×