Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Samuel Aset Manajemen (SAM) memiliki sejumlah sektor pilihan untuk produk reksadana saham mereka.
Agus B Yanuar, Direktur Utama SAM memaparkan, saat ini perusahaan cenderung berorientasi pada pasar domestik. Amunisi bersumber dari gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah serta karakteristik demografi Indonesia.
SAM overweight pada sektor saham konsumer, telekomunikasi, konstruksi bangunan, properti perumahan, serta tembakau. SAM juga memperbesar porsi sektor komoditas seiring membaiknya harga minyak.
Sementara mereka masih menerapkan strategi market weight to under weight pada sektor perbankan. Sejak awal tahun 2016, selain menjalankan program efisiensi, industri perbankan memang dilanda kebijakan pembatasan net interest margin (NIM) oleh regulator. Kemudian perusahaan cenderung market weight hingga tactical pada sektor saham tol dan otomotif.
"Kami jaga porsi saham sekitar 90%," imbuhnya.
Agus memproyeksikan, sepanjang kuartal II 2016 hingga kuartal IV 2016, pasar saham bakal unjuk gigi. Katalis positif bersumber dari tren penurunan suku bunga, rendahnya inflasi, kebijakan tax amnesty, stabilnya harga komoditas bahkan berpotensi menguat, stabilitas rupiah, hingga tingginya likuiditas global.
"Peluang suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) turun ada, tapi nanti yang paling berperan BI seven days reverse repo rate di kisaran 4,8% - 5,5%," jelasnya.
BI memangkas suku bunga acuan untuk keempat kalinya menjadi 6,5% serta BI seven days reverse repo rate sebanyak 25 bps dari semula 5,5% menjadi sebesar 5,25%. Selain itu, BI juga melonggarkan kebijakan loan to value (LTV) kredit properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
