kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa respon pasar soal Menkeu baru?


Senin, 20 Mei 2013 / 20:25 WIB
Apa respon pasar soal Menkeu baru?
ILUSTRASI. Nasabah mengamati produk asuransi yang ditawarkan melalui kanal digital Di jakarta, Selasa (26/1). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/26/01/221.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi telah menunjuk Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru menggantikan Agus  Martowardojo. Sekali ini, pasar dan para pengamat ekonomi menilai positif pilihan SBY.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Lana Soelistyaningsih mengungkapkan bahwa respon positif pasar bisa terlihat sejak pekan lalu, dengan kecenderungan positif pada pergerakan pasar modal. Positifnya respon pasar ini lantaran sikap Chatib yang selama ini dinilai pro market dan pro investor.

"Refleksi penerimaan beliau sebagai Menkeu sudah terlihat sejak pekan lalu. Jadi saat ini sebetulnya sudah tidak ada euforia lagi, namun tetap memberikan nuansa yang positif," kata Lana, Senin (20/5).

Lana menyebutkan, adalah tugas berat bagi Chatib sebagai Menkeu saat ini. Sebab, waktu efektif bagi Chatib untuk bekerja sebagai menteri sangat sempit. Sekarang sudah mendekati bulan Ramadhan, saat pelayanan publik tidak berjalan terlalu efektif. Jadi, dapat dikatakan Chatib baru bekerja secara efektif pada Agustus mendatang.

Padahal rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2013 akan efektif pada Juni-Juli mendatang. Dengan begitu, lanjut Lana, realisasi atau serapan APBN relatif tidak akan berjalan maksimal. Padahal, tugas utama dari Menteri Keuangan, kata Lana, adalah memastikan serapan belanja modal kementerian berlangsung maksimal.

Karena itu, Lana pesimis bahwa serapan belanja modal kementerian dan lembaga akan berlangsung maksimal di tengah situasi politik saat ini. "Tantangan Pak Chatib menjadi Menkeu justu berat saat ini, karena dengan waktu yang sempit beliau harus dapat membuktikan kinerjanya yang maksimal," ucap Lana.

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti mengungkapkan, memilih Chatib sebagai Menkeu tepat dilakukan menjelang keputusan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Namun yang harus diperhatikan adalah langkah lanjutan terkait kebijakan tersebut.

Destry menjelaskan, pemerintah harus bergerak cepat untuk menghadapi keadaan genting kenaikan harga BBM dan dampaknya. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tetap diperhatikan. Terlebih saat ini, pelaku pasar sedang menilai kredibilitas pemerintah mengenai kenaikan harga BBM.

Nilai lebih Chatib adalah latar belakangnya di bidang ekonomi dan pasar. "Salah satu kriteria Menkeu adalah bisa menjadi guide atau pemandu baik bagi investor asing maupun lokal. Karena investor merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucap Destry.

Respon pasar

Destry melihat, sejauh ini pasar saham atau IHSG merespon positif penunjukan Chatib sebagai Menkeu. Hari ini, IHSG mencetak rekor baru sekaligus menembus level psikologis baru di 5.215.  Namun yang patut digarisbawahi, positifnya IHSG juga lantaran pengaruh regional dan bursa Amerika Serikat yang memang menghijau.

"Penunjukkan Chatib Basri merupakan salah satu cerminan market yang sedang bagus. Ini sedang bertepatan dengan regional yang juga memang sedang bagus. Kalaupun indeks berfluktuasi, bukan karena Chatib, tapi karena teknikal," ujar Destry.

Destry mengingatkan, yang diperhatikan berikutnya adalah pengganti Chatib sebagai Kepala BKPM. Sebab, secara keseluruhan investasi asing maupun domestik secara langsung masih bertumbuh bagus. Tugas Kepala BKPM baru adalah menjaga kestabilan investasi yang sudah dicapai dan meningkatkannya.

Selain itu, lanjut Destry, masih banyak pekerjaan rumah yang masih belum diselesaikan Chatib saat menjabat sebagai Kepala BKPM. Di antaranya adalah pemotongan jalur birokrasi bagi investor dan pelayanan kepada publik. Karena itu,  jika pengganti Chatib selanjutnya salah pilih, ini bisa jadi kesalahan fatal.

"Secara total, investasi Indonesia mengalami pelambatan. Karena itu, harus dipilih pengganti yang setidaknya dapat menjaga investasi domestik yang masih tumbuh 30% saat ini. Penggantinya harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan investor," ungkap Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×