Reporter: Anna Maria Anggita Risang | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri menjadi salah satu faktor pelemahan mata uang garuda. Mengutip Bloomberg, Kamis (18/10), rupiah di pasar spot melemah 0,29% ke Rp 15.195 per dollar Amerika Serikat. Kurs tengah Bank Indonesia juga melemah 0,059% menjadi Rp 15.187 per dollar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengungkapkan, pelemahan rupiah didorong oleh minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan belum ada data-data yang diumumkan oleh pemerintah dan BPS.
"Jadi pasar antisipasi dari beberapa data eksternal dari perkembangan tentang kesepakatan AS dengan China kemudian perkembangan Fed Minutes, yang nanti akan ada kenaikkan Fed Fund Rate," imbuh Reny.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengutarakan, sebelumnya di hari Rabu rupiah menguat karena ditopang oleh data-data ekonomi yang bagus. Di antaranya data indeks kepercayaan konsumen, data ritel, dan data neraca perdagangan domestik yang surplus.
Namun di malam harinya, bank sentral Amerika Serikat kembali mengadakan pertemuan, dan The Fed akan menaikkan suku bunga untuk ke empat kalinya di 2018. Sehingga, tiba-tiba pasar merespon negatif dan indeks dollar menguat.
"Perlu diketahui jika pelemahan rupiah di Kamis ini cenderung tertahan karena ditopang oleh data domestik yang cukup bagus," ucap Ibrahim.
Di akhir pekan, Jumat (19/10) Ibrahim memprediksi rupiah akan kembali menguat, bergerak di kisaran Rp 15.134-15.220. Dengan sentimen sepertinya data pengangguran Amerika Serikat yang akan dirilis negatif. Selain itu diharapkan data PDB China kuartal III akan bagus.
Sedangkan Reny meramalkan kurs rupiah besok akan melemah di kisaran Rp 15.125 sampai 15.207. Dengan sentimen utama dari eksternal dan belum adanya rilis data domestik yang akan menopang rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News