Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Euro bergerak liar versus sejumlah mata uang utama dunia. Pergerakan volatil mata uang kawasan Eropa ini terjadi, karena pasar mengantisipasi hasil rapat European Central Bank (ECB) pekan ini.
Data Bloomberg menunjukkan, Senin (3/2) pukul 17.50 WIB, pasangan EUR/USD berhasil keluar dari tekanan, dan menguat 0,16% ke level 1,3507. Sementara, pasangan EUR/AUD masih tertekan 0,37% menjadi 1,5348, dan pasangan EUR/JPY masih melemah tipis 0,09% ke 137,50.
Di awal perdagangan, EUR sempat tertekan, setelah indeks harga konsumen (CPI) zona euro per Desember 2013 dirilis 0,8%. Artinya, sudah empat bulan berturut-turut CPI di level kurang dari 1%. Padahal, ECB ingin menjaga inflasi di bawah 2%.
Pada November 2013 silam, Presiden ECB Mario Draghi memangkas suku bunga acuan menjadi 0,25% setelah inflasi melambat. Jadi, ada potensi ECB kembali melonggarkan kebijakan ekonomi.
Namun, kemarin, EUR agak menguat, karena data produksi manufaktur zona euro per Januari 2014 naik ke level 54, dari bulan sebelumnya hanya 52,7.
Analis SoeGee Futures, Nanang Wahyudin menyebut, EUR tertekan versus USD, setelah naik 200 poin pada dua hari sebelumnya. Pelemahan mata uang ini lantaran berkembangnya isu deflasi. Inflasi di Eropa terus turun, sehingga dikhawatirkan terjadi deflasi. "Pasar berspekulasi, pada pertemuan 6 Februari, ECB bisa memangkas suku bunga atau pelonggaran moneter," ungkapnya.
Head of Research & Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra melihat, pergerakan EUR/JPY cenderung flat sejak melemah, akhir pekan lalu. Yen sempat lebih kuat dibanding euro, akibat meningkatnya risiko di emerging market. "Namun, euro akan cenderung flat hingga melemah, sampai ada hasil rapat ECB," papar Ariston.
Sementara, analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil wicaksono menduga, pasangan EUR/AUD masih berpotensi koreksi. Data penjualan ritel Eropa yang diprediksi memburuk akan menekan euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News