Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yakin bisa menggarap sendiri pabrik peleburan alumina atau Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat. Maklumlah, Hangzhou Jinjiang Group Co Ltd (HJG), mitra ANTM di proyek senilai US$ 1 miliar itu, sudah menyatakan mundur.
Emiten produsen nikel dan emas pelat merah ini tengah mengkaji ulang kelayakan proyek SGA Mempawah. ANTM bertekad menggarap proyek tersebut, tanpa dukungan mitra kerja.
Studi kelayakan ini diperkirakan selesai pada semester ini. "Namun realisasi pembangunan tidak tahun ini, tapi tahun depan," ujar Direktur Utama ANTM, Alwin Syah Loebis, Kamis (9/2). Ini berarti groundbreaking yang semula ditargetkan pada tahun ini mundur menjadi tahun 2013.
Alwin belum mau mengungkapkan dari mana sumber pendanaan untuk menggarap proyek ini. Dia menuturkan, ANTM saat ini fokus mengerjakan proyek pembangunan Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, Kalimantan Barat, serta Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim) di Maluku Utara.
Dalam skenario lama proyek SGA Mempawah yang melibatkan Hangzhou Jinjiang, ANTM memiliki 49% saham. ANTM juga dapat menambah kepemilikan menjadi mayoritas setelah pabrik beroperasi. Pabrik ditargetkan beroperasi tahun 2014.
Di proyek CGA Tayan, ANTM telah memperoleh pendanaan. ANTM menggandeng Showa Denko KK (SDK), meraih pinjaman dari Japan Bank for International Corporation (JBIC) senilai US$ 292,5 juta.
Adapun total nilai proyek tersebut mencapai US$ 450 juta. Porsi ANTM pada proyek pembangunan pabrik feronikel itu sebesar 65%. Proyek ini diharapkan rampung pada 2013 mendatang.
Adapun proyek FeNi Haltim diperkirakan menelan investasi senilai US$ 1,6 miliar. Sumber dana adalah kombinasi obligasi dan kredit bank.
ANTM telah merilis obligasi berkelanjutan senilai Rp 3 triliun di akhir tahun lalu. Perseroan memakai sebagian dana obligasi untuk membiayai proyek FeNi Haltim.
Soal pinjaman perbankan, ANTM membidik kredit hingga US$ 650 juta. ANTM telah menunjuk empat bank, yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Standard Chartered Bank dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation sebagai lead arrangers untuk pendanaan FeNi Haltim.
FeNi Haltim termasuk dalam daftar Master Plan percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk Koridor Ekonomi Papua dan Maluku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News