Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah imbas penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Kini pasar tengah menanti data inflasi AS yang akan dirilis Selasa (14/2).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS naik terhadap mata uang lainnya, karena investor semakin khawatir tentang laporan inflasi AS. Rilis data inflasi AS kemungkinan menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan pasar.
"Kekhawatiran itu dapat mengundang lebih banyak pengetatan moneter oleh Federal Reserve," tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (13/2).
Baca Juga: Menjelang Rilis Data Inflasi AS, Simak Proyeksi Rupiah untuk Selasa (14/2)
Potensi kenaikan inflasi masih terbuka seiring survei University of Michigan pada hari Jumat (10/2) yang menunjukkan prospek inflasi satu tahun sebesar 4,2%, lebih tinggi dari angka akhir pada bulan Januari. Keseluruhan indeks sentimen konsumen berada di 66,4, naik dari 64,9 bulan sebelumnya.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengutip prospek inflasi survei Michigan sebagai salah satu indikator yang dilacak bank sentral AS. Selain data Michigan, revisi menunjukkan bahwa harga konsumen bulanan AS naik pada bulan Desember bukannya turun seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sementara data untuk dua bulan sebelumnya juga direvisi lebih tinggi, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja.
Menurut jajak pendapat Reuters, Ibrahim bilang, data inflasi pada esok kemungkinan menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,4% month on month (MoM) di bulan Januari. Sementara CPI inti naik 0,4%.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,50% ke Level Rp 15.216 Per Dolar AS Pada Senin (13/2)
Dari internal, pasar terus memantau perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2023. Salah satu kunci utama agar Indonesia dapat bertahan dari hantaman ketidakpastian global dan ancaman resesi adalah penguatan pasar domestik dan hilirisasi industri.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 3,4% dan tumbuh melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat menjadi 3,1% pada 2024.
"Namun ancaman resesi global perlu diwaspadai," ujar Ibrahim.
Senin (14/2), Rupiah spot ditutup melemah 0,47% ke level Rp 15.205 per dolar AS. Sejalan, Rupiah Jisdor BI juga melemah 0,50% ke level Rp 15.216 per dolar AS.
Ibrahim memproyeksikan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tapi ditutup melemah pada rentang Rp 15.200 per dolar AS-Rp 15.280 per dolar AS di perdagangan esok, Selasa (14/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News