Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 3,3 triliun di 2019. Sebagian besar belanja modal tersebut bakal dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter.
Direktur Keuangan ANTM Dimas Wikan Pramudhito menjelaskan, dari total capex yang disiapkan, sebanyak Rp 2,64 triliun diantaranya untuk pembangunan smelter, Rp 582,21 miliar untuk membiayai kegiatan rutin dan sisanya Rp 162,83 miliar untuk pengeluaran lain lain.
"Kami punya kas internal per Desember 2018 setara dengan Rp 4 triliun. Sebenarnya kalau dari kas internal, ANTM mamou untuk menutup capex," kata Dimas, Senin (11/3).
Hanya saja, emiten tersebut mengaku untuk bisa berpacu dengan waktu, maka sumber daya yang ada akan dioptimalkan untuk pembangunan smelter, termasuk pendanaan. Mengingat, di tahun 2022 ANTM harus mampu menggenjot pendapatan dari bisnis downstream atau hilir.
Pada saat itu, ANTM tidak bisa melakukan ekspor ore. Maka itu, saat ini perusahaan tambang emas tersebut fokus mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk pembangunan smelter.
Dimas menambahkan, dengan profil bisnis yang terus meningkat, maka ANTM memiliki akses untuk melakukan refinancing. Sehingga, ke depan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan refinancing.
Di sisi lain, ANTM juga berpeluang menerbitkan surat utang sebagai sumber pendanaan capex tahun ini. Hanya saja, saat ini kondisi kurang kompetitif untuk meluncurkan instrumen pendanaan tersebut, dibandingkan mengandalkan pendanaan dari pihak bank.
"Jadi, kalau bicara surat utang kemungkinan selalu ada, tapi pekerjaan rumahnya rating harus ditingkatkan. Kalau saat ini pinjaman dari perbankan baik dollar AS maupun rupiah, jauh lebih kompetitif dibandingkan menerbitkan instrumen obligasi," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, proyek pengembangan yang tengah digarap ANTM saat ini adalah pembangunan smelter grade alumina refinary (SGAR) Mempawah. Proyek tersebut bakal mengolah bauksit menjadi smelter grade alumina (SGA) dengan estimasi kapasitas satu juta ton SGA. Rencananya proyek smelter akan selesai di tahun ini.
Selanjutnya, ada juga proyek anoda slime dan precious metal refinary (PMR) yang mengolah anoda slime. Kapasitas pabrik ini nanti sebanyak 2.000 ton anode slime per tahun. Sama seperti SGAR Mempawah, proyek anode slime dan PMR juga ditargetkan rampung tahun ini.
Sementara proyek yang sudah hampir rampung yakni pembangunan pabrik feronikel haltim (P3FH). Pabrik ini nantinya akan mengolah bijih nikel menjadi feronikel. Estimasi kapasitas pabrik ini sebesar 13.500 TNi per tahun untuk lini satu. Rencananya P3FH akan beroperasi pada semester pertama 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News