Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia kembali melonjak usai memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah. Kendati begitu, sejak awal tahun harga minyak masih tertekan.
Berdasarkan data Trading Economics, harga minyak Brent menguat 7,02% ke level US$ 74,23 per barel pada Minggu (25/6) pukul 18:11 WIB. Namun secara year to date, harga minyak WTI masih turun 0,55 %.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 7,26% ke level US$ 72,98 per barel. Sementara itu dalam periode 2025 berjalan ini, harga minyak WTI sudah menguat 1,76%.
Fluktuasi harga emas dunia ini turut menyulut pergerakan harga emiten minyak, salah satunya PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Pada perdagangan Jumat (13/6), ENRG melesat 7,03% ke posisi Rp per saham.
Baca Juga: Produksi Minyak Energi Mega Persada (ENRG) Meningkat 23% pada Kuartal I-2025
Head of Investor Relation Energi Mega Persada Herwin Hidayat mengatakan walaupun terjadi fluktuasi harga minyak dunia, tetapi pihaknya sudah mengamankan kontrak dari komoditas gas.
“Saat ini lebih dari 70% produksi ENRG dan lebih dari 80% cadangan migas kami adalah dalam bentuk gas alam,” jelasnya kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Herwin bilang fluktuasi yang terjadi pada harga minyak dunia, jika berbalik arah dan melemah akan dapat dinetralisir oleh penjualan harga gas ENRG yang lebih stabil.
“Penjualan gas kami relatif lebih stabil dan memiliki kontrak jual beli gas dalam jangka panjang atau di atas lima tahun,” kata dia.
Adapun aset utama penghasil gas ENRG berada di Blok Bentu Riau, Blok Sengkang di Sulawesi Selatan, Blok Kangean di Jawa Timur dan Blok Wilayah Kerja B di Aceh.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Temukan Kandungan Minyak 20 Juta Barel di KSK WK Bentu
Terbaru, ENRG berencana untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (PMTHMETD) alias private placement dengan menerbitkan saham baru maksimal 2,48 miliar saham.
70% dana dari private placement setelah dikurasi biaya pelaksanaan akan disalurkan kepada PT Imbang Tata Salam sebagai operator dan pemagang 100% partisipasi interes di Blok Malacca Strait.
Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja PT Imbang Tata Alam, untuk membiayai biaya-biaya terkait pengadaan barang dan jasa selain pengadaan barang dan jasa terkait kegiatan pemboran.
Equity Research Analyst Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memproyeksikan laba ENRG akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan gabungan (CAGR) sebesar 23% dalam dua tahun ke depan.
“Perlu dicatat, ENRG telah mencetak pertumbuhan produksi tahunan sebesar 15% selama empat tahun terakhir, yang menunjukkan eksekusi operasional yang solid,” tulisnya dalam riset tertanggal 23 Mei 2025.
Andreas menilai ENRG masih menarik dengan diperdagangan pada rasio PE dan EV/EBITDA masing-masing sebesar 3,7 kali–2,7 kali untuk 2025–2025. Menurutnya, saham ENRG layak untuk mengalami re-rating.
“Ini dukung oleh kisah pemulihan yang kuat dengan pertumbuhan laba sebesar 25% dalam empat tahun terakhir dan proteksi pertumbuhan laba sebesar 22% CAGR dalam empat tahun mendatang,” katanya.
Lebih lanjut, Sucor Sekuritas merekomendasikan beli ENRG dengan target harga di Rp 720.
Selanjutnya: Diprediksi Masih Melemah, Ini Sentimen yang Membayangi Rupiah Pekan Depan
Menarik Dibaca: iPhone 13 Pro Max Harga Juni 2025 Turun! Cek Fitur Lengkapnya & Kelebihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News