Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Analis menilai, upside saham emiten konstruksi mulai terbatas pasca Kementerian Keuangan menyatakan akan menghitung ulang target penerimaan pajak 2017.
"Inkonsistensi pemerintah dalam menyediakan anggaran infrastruktur menjadi risiko utama sektor konstruksi," jelas Franky Rivan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (30/1).
Pemerintah memang tidak memotong belanja infrastruktur dalam APBN tahun ini. Namun, pos ini merupakan satu-satunya pos belanja yang tidak dipotong jika dibanding dengan pos belanja lainnya.
Jadi, lanjut Franky, ada kemungkinan cukup besar jika belanja infrastruktur menjadi yang pertama dipotong ketika pemerintah harus berhemat anggaran. Peluang pemotongan anggaran kian besar lantaran alasan pemerintah untuk menghitung ulang target penerimaan pajak 2017 adalah karena kekurangan penerimaan pajak yang cukup besar di 2016.
Padahal, anggaran infrastruktur merupakan sentimen yang memiliki bobot besar pengaruhnya terhadap harga saham emiten konstruksi.
Belum berhenti sampai disini. Peluang upside semakin terbatas lantaran saham sektor konstruksi sepanjang tahun lalu sudah naik tinggi. Bahkan, kenaikannya 1,4% melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Oleh karena itu, kami melihat saham sektor konstruksi akan diperdagangkan relatif sideways dalam jangka pendek sampai ada kejelasan definitif untuk APBN 2017," pungkas Franky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News