kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,34   -8,02   -0.86%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Tak perlu hindari saham yang dijual asing


Senin, 17 Desember 2018 / 07:09 WIB
Analis: Tak perlu hindari saham yang dijual asing
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali angkat kaki dari pasar saham Indonesia. Setelah mencatatkan aksi beli bersih net buy sebesar Rp 686,44 miliar pada Kamis (13/12), keesokan harinya atau Jumat (14/12) investor asing malah mencatatkan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp 84,48 miliar.

Hal tersebut membuat akumulasi angka net sell pada pekan lalu bertambah menjadi Rp 2,31 triliun.

Kondisi perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian menjadi alasan mengapa mereka memilih hengkang sementara sembari merealisasikan keuntungan menguatnya dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu.

Pekan lalu IHSG ditutup menguat 0,71% menjadi 6.169,84 dari 6.126,36 pada penutupan pekan sebelumnya. Kenaikan ini berhasil membuat kapitalisasi IHSG berada di level Rp 6.992,75 triliun atau naik 0,78% dibandingkan pada pekan sebelumnya yang bertengger di level Rp 6.938,39 triliun.

Sepanjang pekan lalu tercatat lima saham yang paling banyak ditinggalkan oleh investor. Di urutan pertama adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai total Rp 851,98 miliar. Kemudian di urutan kedua ada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai total Rp 350,35 miliar. Selanjutnya di urutan ketiga bercokol saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) dengan nilai total Rp 350,35 miliar.

Di urutan keempat dan kelima ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Masing – masing dengan total nilai Rp 180,37 miliar dan Rp 147 miliar.

Lalu bagaimana prospek saham – saham yang ditinggalkan oleh investor asing ini? Apakah semuanya masih layak dikoleksi oleh investor domestik baik dalam jangka pendek hinga akhir tahun ini atau jangka panjang.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan saham – saham yang ditinggalkan investor asing ini tidak perlu dihindari. Investor dalam negeri justru bisa mengambil keuntungan dari aksi yang dilakukan oleh investor asing.

“Contohnya begini, ada saham yang turun karena aksi jual asing, tapi di posisi lain mereka juga mulai ada pembelian di level harga tertentu, secara toral itu saham tercatat net sell, tetapi juga jeli bisa diambil harga terbawah,” kata dia kepada Kontan.co.id Minggu (17/12).

Keuntungan kemudian bisa diraih ketika aksi jual mereda atau ketika investor asing kembali melakukan net buy. Hal tersebut tentunya bisa mendongkrak kembali harga saham dan memberikan keuntungan bagi investor yang sebelumnya melakukan pembelian dengan harga terbawah.

“Intinya fleksibel, tergantung bagaimana melihat peluang, tidak perlu mengikuti investor asing, kadang mereka juga pasang dua posisi di bid dan offer, pelaku pasar domestik sebaiknya perhatikan juga ini sekaligus tren dan volume harganya,” kata Reza.

Sementara itu Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut investor domestik seharusnya tidak perlu panik ketika investor asing melakukan net sell.

“Jangan mengartikan net sell sebagai prospek jelek, bisa jadi mereka cuma ambil untung nanti kembali beli lagi,” kata dia.

Jadi aksi yang dilakukan asing tidak serta merta bisa dijadikan acuan oleh investor domestik. Tapi mengenai rekomendasi saham yang bisa dikoleksi oleh investor domestik, menurut William saham yang kemarin sempat diakumulasi oleh investor asing bisa jadi acuan. Karena investor asing biasanya punya pertimbangan tertentu sebelum mengoleksi saham -saham yang ada di pasar domestik.

“Pertama mereka lihat fundamentalnya apakah tetap kokoh dan kinerja tetap bertumbuh pada saat rupiah mengalami tekanan kemarin, jika terbukti kuat dan kokoh itu yang menjadi pilihan mereka,” kata dia.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×