Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Arandi Ariantara menilai tahun depan bisnis batubara akan berlangsung stagnan. Menututnya dalam dua tahun belakangan produksi batubara China rata-rata turun 28%. Sehingga kebutuhan impor batubara China naik.
Namun, kata Arandi China sebagai salah satu negara importir batubara terbesar akan mengurangin impornya tahun depan.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan bahwa turunnya HBA pada tahun ini dipengaruhi oleh turunnya rata-rata indeks bulanan untuk Indonesian Coal Index (ICI) senilai 0,42%, Newcastle Export Index (NES) 5,14%, GCNC 4,10% dan index Platts yang turun senilai 1,25%.
Di samping itu, tidak semua perusahaan batubara jadi kurang prospektif di tahun depan. Menurut Arandi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih bisa tumbuh di 2019.
“Pada dasarnya ITMG memasok batubara dengan jenis kalori tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh harga batubara kalori rendah,” kata Arandi kepada Kontan, Jumat (21/12).
Ia menambahkan harga batubara kalori tinggi kemungkinan akan stabil di kisaran US$ 100 per metrik ton di 2019. Arandi merekomendasikan beli saham ITMG dengan target price (TP) Rp 32.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News