Reporter: Yoliawan H | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca terjadinya pelemahan rupiah yang cukup dalam hingga menyentuh Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ikut melemah cukup dalam yang diikuti memerahnya saham-saham perbankan.
Lebih lanjut, kondisi tersebut akan diperparah lagi apabila suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat yakni Federal Reserve (The Fed) kembali menaikan suku bunga. Sinyal kuat The Fed untuk menaikan suku bunga cukup besar bahkan hingga mencapai dua kali hingga akhir tahun.
Diprediksi, jika suku bunga acuan The Fed naik maka kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan mengikuti kenaikan ini yang akan menjadikan sentimen negarif bagi saham perbankan jika bunga kredit ikut naik juga.
Melihat kondisi tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, jika melihat kondisi saat ini, beberapa saham perbankan memang masih bisa mengalami rebound, namun itu hanya sesaat saja, pasalnya pelemahan rupiah disinyalir masih akan terus berlangsung.
“Naiknya sku bunga The Fed dan suku bunga BI tentu berpengaruh, tapi yang masih paling kuat adalah nilai tukar rupiah,” ujar William kepada Kontan.co.id, Kamis (6/9).
Lebih lanjut, saham perbankan masih akan minim sentimen positif hingga akhir tahun ini dan masih ada ruang penurunan kembali kedepannya. “Untuk saat ini wait and see, tunggu aliran dana asing masuk, baru buy,” ujar William.
Berdasarkan data RTI, hingga perdagangan pukul 14.30 WIB beberapa saham bank terpantau sudah mulai rebound seperti BMRI naik 1,19% di level Rp 6.400, BBRI naik 0,68% ke level Rp 2.950 dan BBCA naik 0,31% di Rp 24.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News